Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Ia pun tidak menggunakan bahan kimia dalam pembuatan sepatu Pijak Bumi. Bahkan ia hanya menggunakan mesin jahit kaki agar proses pembuatannya lebih ramah lingkungan. Karena itu pula, sepatu Pijak Bumi tidak banyak memperlihatkan jahitan.
Sepatu Pijak Bumi lebih mengandalkan proses cutting yang halus. “Pijakbumi lahir sebagai inisiator dalam industri sepatu yang menggabungkan tiga pilar yaitu orisinalitas desain, material ramah lingkungan, dan mempromosikan kearifan kerajinan lokal,” tutur dia.
Baca juga: Hanya Rp 20-an juta, lelang mobil dinas Kemenperin di Jakarta, Baleno & Stream
Hal ini beriringan dengan rencana aksi global Sustainable Development Goals (SDGs). Sepatu Pijak bumi mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Kini, sepatu Pijak Bumi sudah menembus lima benua dan membawa Indonesia mendunia.
Yang terbaru, Pijakbumi membuat Rowland Asfales meraih penghargaan Emerging Designer The MICAM Milano 2020. Emerging Designer merupakan penghargaan yang diberikan pada 12 desainer sepatu dari seluruh dunia berdasarkan konsep inovatif yang diusung setiap desainer.
MICAM Milano adalah pameran perdagangan internasional industri profesional alas kaki yang diselenggarakan di Fiera Milano Rho, Italia. Setiap tahunnya, MICAM Milano diikuti 1.400 perusahaan dari 30 negara di seluruh dunia dengan trafik rata-rata 45.000 pengunjung dari 130 negara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pijakbumi, Berawal dari Hilang Sepatu hingga Berjaya di Italia...",
Penulis : Kontributor Bandung, Reni Susanti
Editor : Glori K. Wadrianto
Selanjutnya: Sepatu Pijak Bumi dapat penghargaan di pemeran alas kaki terbesar se-dunia di Italia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News