kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Serap gas dari sesama BUMN, Krakatau Steel (KRAS) bakal lebih efisien


Senin, 29 Juni 2020 / 12:45 WIB
Serap gas dari sesama BUMN, Krakatau Steel (KRAS) bakal lebih efisien
ILUSTRASI. Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019). Pemerintah mendorong Krakatau Steel terus mengembangkan klaster industri baja untuk mewujudkan


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan-perusahaan BUMN kembali bersinergi. Kali ini PT Krakatau Steel (KRAS) bakal mendapatkan pasokan gas dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Kesepakatan jual-beli gas di antara keduanya berlaku sejak tanggal penandatanganan kerjasama pada Jumat (26/6) kemarin sampai dengan 31 Desember 2024 mendatang.

Berdasarkan perjanjian ini, KRAS menyerap 300.000 - 450.000 mmbtu gas bumi per bulan dari PGAS. Volume tersebut setara dengan 10 bbtud-15 bbtud untuk Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) di Banten.

Namun realisasi volume pasokan gas nanti bakal berbeda setiap bulan karena menyesuaikan dengan kebutuhan KRAS. Demikian pula dengan formulasi pembayaran KRAS kepada PGAS.

PGAS sebagai pemasok yakin, pasokan gas mereka akan memberikan nilai lebih bagi KRAS dari sisi pemakaian energi yang efisien. "Menurut saya, sejalan dengan visi dan misi Krakatau Steel sebagai perusahaan baja terkemuka yang menyediakan produk baja bermutu," kata Faris Aziz, Direktur Komersial  PT Perusahaan Gas Negara Tbk, dalam keteranganb tertulis yang dikutip Kontan.co.id, Minggu (28/6).

Informasi saja, PGAS  dan KRAS telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) pada Jumat (26/6) kemarin. Kerjasama itu merupakan bentuk sinergi BUMN untuk mendukung kemajuan industri dalam negeri sekaligus sebagai implementasi Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 89/K Tahun 2020. Penandatangan dilakukan oleh Direktur Komersial PGAS Faris Aziz dan Direktur Utama KRAS Silmy Karim dan disaksikan oleh Direktur Utama PGN, Suko Hartono.

Baca Juga: Dorong implementasi harga gas US$ 6 per MMBTU, PGN tandatanganani LoA tahap ketiga

Faris berharap, KRAS bisa mendapatkan manfaat dari harga gas yang khusus berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 89/K Tahun 2020. Aturan tersebut bertujuan menunjang kegiatan bisnis dan meningkatkan daya saing Krakatau Steel.

Informasi saja, sampai saat ini PGAS berkomitmen dalam melayani kebutuhan pelanggan logam termasuk baja. Sejauh ini, perusahaan pelat merah itu memiliki sekitar 460 pelanggan dari sektor industri logam dengan volume total penyaluran gas kurang lebibh sebanyak 67 bbtud.

Baca Juga: Sempat anjlok, pemintaan gas pipa dan niaga baru pulih mulai September 2020

Pelanggan logam PGAS tersebar di sembilan area, yaitu Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang, Bogor, Cilegon, Surabaya, Sidoarjo dan Medan. KRAS sebagai salah satu pelanggan, termasuk sebagai produsen baja terbesar di Indonesia dan menjadi pemain penting di Kawasan Asia Tenggara.

KRAS berkontribusi dalam proyek-proyek pembangunan strategis nasional dan swasta di berbagai wilayah. "Kesempatan ini menjadi peluang penting bagi kami sebagai subholding gas dalam memperkuat layanan gas bumi pada sektor industri baja," tutur Faris.

Adapun PGAS telah memasok kebutuhan gas bumi pada sektor industri baja yang masuk dalam tujuh pemakai gas bumi terbesar. Sebelumnya, mereka juga pernah bekerja sama dengan Krakatau Steel untuk alokasi gas di anak usaha bernama PT Krakatau Daya Listrik.

Baca Juga: Kinerja Emiten Baja Kurang Oke, Hanya KRAS yang Paling Kinclong

Sebagai subholding gaa, PGAS berjanji menjadikan industri sebagai salah satu bagian dari program utama karena porsi penyaluran gas bumi sektor tesebut paling besar. Catatan itu sepadan dengan peran industri yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×