Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan penurunan serapan fatty acid methyl ester (FAME) sebesar 13% pada tahun ini akibat pandemi corona.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna menjelaskan, semula serapan FAME pada tahun ini diharapkan mampu mencapai 9,6 juta kiloliter. "Namun dengan adanya pandemi corona, perhitungan saat ini bisa turun kurang lebih 13% tapi bisa saja berubah tergantung kondisi ke depan," jelas Feby kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Feby melanjutkan, realisasi penyerapan FAME hingga kuartal I 2020 mencapai 2,1 juta kiloliter. Adapun, potensi penurunan serapan diprediksi sebagi imbas dari kurangnya serapan sektor transportasi.
Baca Juga: Pemerintah didesak segera menetapkan standar dan nomenklatur bahan bakar nabati
Sebelumnya, Kementerian ESDM optimistis terhadap implementasi B30 atau pencampuran 30% biodiesel dalam minyak solar. Harapannya, penyerapan fatty acid methyl ester (FAME) menjadi lebih tinggi pada tahun ini.
Pemerintah pun menargetkan target produksi FAME di tahun ini sebesar 10 juta kiloliter. Bahkan, sepanjang tahun lalu, implementasi B20 dapat terserap hingga 6,26 juta kiloliter.
Selain itu, dalam dua tahun terakhir, produksi FAME terus meningkat. Bahkan, realisasi produksi FAME mencapai 8,37 juta kiloliter dari target yang dicanangkan sebanyak 7,37 juta kiloliter.
Baca Juga: Kementerian ESDM optimistis serapan FAME tumbuh tinggi di 2020
Dalam catatan Kontan.co.id, berikut perusahaan-perusahaan yang memasok biodiesel berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 199K/20/MEM/2019 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari-Desember 2020:
- PT Pertamina (Persero): 8.382.300 KL
- PT AKR Corporindo Tbk: 498.683 KL
- PT Exxonmobil Lubricants Indonesia: 139.631 KL
- PT Jasatama Petroindo: 63.000 KL
- PT Petro Andalan Nusantara: 201.825 KL
- PT Shell Indonesia: 30.220 KL
- PT Cosmic Indonesia: 11.694 KL
- PT Cosmic Petroleum Nusantara: 29.715 KL
- PT Energi Coal Prima: 91.976 KL
- PT Gasemas: 60.318 KL
- PT Jagad Energy: 5.040 KL
- PT Petro Energi Samudera: 4.500 KL
- PT Baria Bulk Terminal: 12.600 KL
- PT Mitra Andalan Batam: 4.085 KL
- PT Yavindo Sumber Persada: 7.200 KL
- PT Sinaralam Dutaperdana II: 30.000 KL
- PT Syuria Bahtera Harapan Mandiri: 890 KL
- PT Kalimantan Sumber Energi: 16.454 KL
Baca Juga: Februari 2020, harga indeks pasar biodiesel Rp 9.539, bioetanol Rp 10.384 per liter
PT Pertamina berencana mengembangkan storage biodiesel di tiga lokasi pada tahun 2020 seiring upaya peningkatan pemanfaatan biodiesel.
Vice President Corporate Communications Pertamina Fajriyah Usman bilang langkah ini sejalan dengan peningkatan penyaluran B30 di tahun ini yang mencapai 8,38 juta kiloliter. "Pengembangan storage di tiga lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) yaitu Tanjung Uban, Teluk Kabung dan Tanjung Gerem," jelas Fajriyah kepada kontan.co.id, Februari lalu.
Fajriyah melanjutkan sepanjang 2019 lalu, Pertamina menyiapkan 29 titik storage untuk pencampuran B30 yang kemudian disalurkan ke TBBM di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, Pertamina memiliki 114 TBBM dan seluruh TBBM telah memiliki storage untuk pencampuran B30.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News