Sumber: TribunNews.com | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Serikat Pekerja PLN berharap manajemen PT PLN (Persero) melakukan efisiensi untuk menekan tarif listrik semurah mungkin. Ini agar bisa menggerakkan perekonomian masyarakat hingga masyarakat menjadi lebih sejahtera.
Ketua Serikat Pekerja PLN, Jumadis Abdan memperkirakan, saat ini ada sekitar Rp 60 triliun beban yang ditanggung PLN akibat kesalahan dalam penyelenggaraan sistem kelistrikan nasional.
“Menjadi kegalauan kita bersama tarif listrik di Indonesia relatif mahal," ujar Abdan, Selasa (8/8).
Abdan memberi contoh Malaysia yang tarif listriknya lebih murah daripada Indonesia. Dalam pemakaian tertentu kata Abdan hanya Rp 650 per kWh, karena pelanggan tidak berdasarkan golongan tapi berdasarkan batas pemakaian.
"Kita untuk pemakaian 900 VA sudah lebih Rp 1300 per kWh. ini sangat memberatkan masyarakat dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka,” ungkap Abdan.
Abdan mensinyalir setidaknya ada tiga faktor yang membuat tarif listrilk menjadi lebih mahal yaitu; harga dan jenis energi primer, pola operasi dan biaya pemeliharaan.
Mengenai energi primer saat ini jelasnya; sebanyak 8% bauran energi primer terdiri dari BBM." Diketahui penggunaan BBM menelan biaya yang lebih besar dibading penggunaan gas," papar Abdan.
Abdan membandingkan di negara-negara tetangga hampir 50% energi primer terdiri dari bauran gas. Selain itu harga gas negara lain kata Abdan lebih murah dibanding dengan apa yang didapat oleh PLN.
"Kalau harga gas ini bisa diturunkan sekitar US$5 per MBBTU untuk PLN, maka PLN bisa menghemat Rp 2 triliun. Maka tidak berlu menaikkan harga listrik, bahkan bisa turun,” jelas Abdan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News