Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki peluang besar guna menjadi pusat ekonomi Islam dunia. Pangsa pasar dari industri makanan dan minuman (mamin) halal Indonesia mencapai US$ 169,7 miliar pada 2016. Bahkan, diproyeksikan nilai tersebut akan meningkat signifikan mencapai US$ 1 triliun pada tahun 2030.
Melihat potensi tersebut, perusahaan makanan dan minuman berlomba untuk melengkapi sertifikasi halal tersebut. Tidak terkecuali PT Kino Indonesia Tbk (KINO) yang telah mendapat sertifikasi halal.
Pengaruh sertifikasi halal cukup besar dalam penjualan produk KINO. Terutama untuk produk makanan dan minuman. “Sehingga dapat kami sampaikan bahwa kontribusi consumer goods halal adalah 100% dari pendapatan perusahaan,” kata Presiden Direktur KINO, Harry Sanusi, Sabtu (28/7).
Sepanjang kuartal I-2018, pendapatan KINO masih didominasi oleh produk personal care sebanyak 50% dari total pendapatan Rp 832 miliar, atau Rp 417 miliar. Sisanya sebanyak 38% berasal dari minuman Rp 316 miliar dan makanan sebesar 12% atau senilai Rp 97 miliar.
Begitu juga di kuartal II 2018, Harry bilang, pendapatan KINO meningkat cukup baik, sayangnya ia belum dapat menyampaikan detail pendapatannya.
“Report akan rilis hari selasa tanggal 31 Juli jadi kami belum dapat menyebutkan detailnya. Kami akan terus melakukan evaluasi terhadap rencana bisnis secara rutin karena market FMCG sangat dinamis sehingga rencana dapat berubah sewaktu-waktu,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News