Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Sebagian besar corporate buyer dari REC PLN juga merupakan perusahaan multinasional yang mendapatkan mandat dari perusahaan holding/headquarter global untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap energi terbarukan.
Seperti contoh perusahaan dengan basis global di Amerika, Swedia, Jepang, Inggris Raya, dan lain-lain. “Layanan REC ini bisa dengan mudah didapatkan seluruh pelanggan PLN dan juga non pelanggan PLN,” ujar Greg.
Ke depan, PLN sedang menyiapkan layanan Green Energy as a Service sebagai bentuk inovasi dari solusi penyediaan EBT, di mana corporate buyer dapat memilih pembangkit EBT yang tersedia dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN sebagai sumber energi terbarukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Baca Juga: Mulai 1 Januari 2023, 100% listrik di Pabrik HMMI akan Berasal dari Energi Terbarukan
Selain itu, PLN juga akan mendaftarkan pembangkit-pembangkit lain dengan jenis EBT yang berbeda-beda.
Asal tahu saja, saat ini PLN memiliki 4 Sumber EBT yang sudah didaftarkan pada system Tracking APX TIGRs, yaitu PLTP Kamojang 140 Megawatt (MW), PLTA Bakaru 130 MW, PLTP Lahendong 80 MW, dan PLTP Ulubelu 110 MW.
Adapun total kapasitas energi tersedia sebesar 3 juta REC atau 3 TWh energi terbarukan per tahun. Greg menegaskan, kapasitas ini akan terus ditingkatkan seiring pertumbuhan demand REC, mengingat PLN memiliki potensi sumber EBT yang sangat besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News