kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sewa lapak, kinerja AP I langsung terbang


Kamis, 14 November 2013 / 06:45 WIB
Sewa lapak, kinerja AP I langsung terbang
ILUSTRASI. Ruja Ignatova, juga dikenal sebagai Ratu Kripto yang Menghilang, telah ditempatkan di daftar 10 orang paling dicari FBI. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Strategi melebarkan sayap ke bisnis penyewaan lahan komersial di bandara membawa berkah bagi PT Angkasa Pura (AP) I. Pendapatan pengelola bandara ini langsung melonjak 15,83% di kuartal III-2013 menjadi Rp 933,5 miliar dari periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 805,9 miliar.

Farid Indra Nugraha, Sekretaris Perusahaan AP I berkata hasil ini tidak terlepas dari penerapan bisnis baru dengan menyewakan lahan komersial di Bandara Ngurah Rai, Bali yang sudah dimulai beberapa waktu lalu.

Berdasarkan catatannya, Bandara Ngurah Rai berhasil menyumbang pendapatan terbesar yaitu senilai Rp 642,2 miliar di periode tersebut. Urutan kedua adalah bandara Juanda sebanyak Rp 291,8 miliar. Ketiga, bandara Sepingan yakni Rp 74,3 miliar.

Sebetulnya, bisnis penyewaan lahan di bandara sudah lama AP I lakoni. Namun khusus di Ngurah Rai ada perbedaan konsep bisnis. Bila biasanya AP I menerapkan pola konsesi, di Ngurah Rai berubah jadi pola kemitraan.

Sayang, Farid tidak menjelaskan lebih lanjut nilai kontrak yang didapat dari bisnis penyewaan lapak di bandara ini. Yang jelas, AP I sudah mengantongi kontrak senilai Rp 300 miliar pertengahan tahun ini lewat penyewaan lahan komersial di Ngurah Rai.

Berkaca dari keberhasilan Ngurah Rai, saat ini AP I sedang fokus menyelesaikan proyek terminal II bandara Juanda Surabaya dan pengembangan bandara Sepinggan, Balikpapan sampai akhir tahun ini. Sebagian lahan di bandara Sepinggan sendiri juga bakal dibangun area komersial. "Awal tahun depan kami akan buka area komersial di kedua bandara ini dengan konsep baru," tuturnya ke KONTAN, kemarin (13/11).

Guna mewujudkan pengembangan bisnis ini AP I harus merogoh kocek cukup dalam. Misalnya nilai proyek terminal II Juanda sebesar Rp 900 miliar. Sedangkan pengembangan Sepingan Rp 1,9 triliun.

Meski berhasil mendongkrak kinerja, lima bandara dibawah AP I masih mengalami kerugian lantaran sepinya jumlah penumpang hingga kuartal III tahun ini.

Seperti bandara Frans Kaisiepo Biak merugi Rp 20 miliar di periode tersebut. Lantas Adisumarmo (rugi Rp 12 miliar), Salaparang Mataram (rugi Rp 24 miliar), El Tari Kupang (rugi Rp 9 miliar) dan Pattimura (rugi Rp 17 miliar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×