kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sharp akan naikkan pangsa disaat pasar AC melambat


Selasa, 28 Januari 2014 / 16:59 WIB
Sharp akan naikkan pangsa disaat pasar AC melambat
ILUSTRASI. Inilah 2 Cara Bayar Virtual Account Mandiri lewat Livin by Mandiri. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) memproyeksikan pertumbuhan pasar pendingin ruangan di dalam negeri bakal melambat pada tahun ini. Hal ini disebabkan faktor cuaca yang tak menentu hingga pelemahan mata uang Rupiah.

Product Marketing Manager PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Frans Wibowo memprediksi pasar AC di 2014 hanya akan tumbuh 6% menjadi 2,32 juta unit. Padahal selama 2013, pasar AC di dalam negeri mampu naik 8% menjadi 2,18 juta unit. 

Meski pasarnya melambat, SEID justru yakin kinerja bisnis AC mereka bakal makin sejuk. "Pangsa pasar kami targetkan naik dari 18,9% jadi 19,3% di tahun ini," katanya, Selasa (28/1).

Optimisme ini akan disumbang oleh produk-produk baru yang mereka luncurkan. Yang terbaru adalah All New Sayonara Panas yang ditargetkan bisa menyumbang penjualan sebesar 120.000 unit di tahun ini.

Namun di tahap awal, varian AC terbaru ini baru memasarkan 0,5 PK sampai 1,5 PK dengan rentang harga di kisaran Rp 3,5 juta sampai Rp 5 juta. Sementara untuk memasarkan varian 2 PK, dia bilang pihaknya masih memantau kondisi pasar di Indonesia.  

Bicara soal harga, Frans menambahkan poin ini cukup sensitif dengan kondisi kurs Rupiah yang cenderung melemah belakangan ini. Maklum sampai saat ini AC Sharp yang mereka pasarkan masih didatangkan dari Thailand.

Pada tahun lalu saja mereka harus menaikkan harga jual sekitar 5% karena pelemahan Rupiah ini. "Tahun ini kita harus pantau terus pergerakan kurs," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×