Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi Corona sempat menekan bisnis PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) di April hingga Mei 2020, produsen elektronik ini masih optimistis mengejar penjualan Rp 11 triliun hingga akhir tahun nanti.
National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Andry Adi Utomo menyatakan di awal tahun ini tepatnya hingga Maret 2020, penjualan Sharp luar biasa dan masih sejalan (on track) dengan target penjualan di akhir tahun yang senilai Rp 11 triliun.
Baca Juga: Bank DKI lanjutkan pengembangan fitur baru JakOne Mobile
"Kemudian terjadi pandemi Corona di Indonesia sehingga mulai dari April hingga Mei 2020 perusahaan mengalami penurunan bisnis sampai dengan 20% secara sell in. Tentu ini membuat kami tertinggal jauh dari target yang sudah ditentukan," jelasnya saat acara SHARP Web Conference secara virtual, Rabu (8/7).
Kendati demikian, Andry menegaskan bahwa Sharp tidak patah arang. Perusahaan elektronik asal Jepang ini membuat rencana pemulihan (plan recovery) dengan berbagai macam strategi. Upaya beradaptasi dengan keadaan ini membuat Sharp melakukan perubahan rencana bisnis untuk mencapai targetnya. "Sehingga kami tidak mengubah target penjualan tetapi rencana bisnisnya," tegas Andry.
Buktinya, setelah dibuatnya recovery plan Andry mengungkapkan penjualan Sharp lebih baik di bulan Juni 2020. Di bulan lalu, penjualan Sharp tumbuh 120% year on year (yoy).
Kepercayaan diri Sharp Electronics Indonesia ditopang oleh strategi operasional dan sales marketing yang telah disiapkan. Dari sisi operasional Andry bilang pabrik Sharp tetap melanjutkan produksi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah diatur dari pemerintah seperti menjaga jarak di pabrik dan tidak ada kerja over time.
Baca Juga: Begini strategi Kemenkeu untuk memperkuat ketahanan ekonomi sampai tahun 2024
Kemudian dari sisi sales marketing, Andry mengatakan Sharp mengubah cara dagang dari offline ke online lewat E-commerce, Whatsapp Sales, dan SMS Sales. Ternyata aktivitas penjualan lewat online juga mencatatkan transaksi yang gemilang.
Andry memaparkan penjualan Sharp lewat E-Commerce mencatatkan pertumbuhan penjualan lebih dari 200% atau dua kali lipat dibandingkan bisnis online sebelum pandemi. "Bisnis online melalui e-commerce biasanya hanya Rp 10 miliar per bulan, sedangkan saat ini mencapai Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar per bulan," papar Andry.
Sementara itu penjualan melalui SMS Sales dan WA sales mencatatkan penjualan Rp 12 miliar hingga Rp 15 miliar perbulan dari yang sebelumnya tidak ada.
Andry memerinci produk yang mengalami lonjakan penjualan adalah produk yang berhubungan dengan kesehatan dan dilengkapi dengan teknologi plasmacluster seperti air purifier, air conditioner (AC), dan kulkas. Adapun produk rumah tangga lainnya seperti vacum blender dan oven juga diminati.
Baca Juga: Wishnutama imbau restoran tetap patuhi protokol kesehatan
Tidak hanya produk kebutuhan rumah tangga saja, produk gaya hidup seperti notebook, smartphone, LED TV juga banyak dicari karena hal ini berhubungan dengan kebutuhan masyarakat selama Work From Home (WFH).
Adapun tren penjualan online yang meningkat diakui Andry diharapkan bisa berlanjut di bulan Juli hingga September 2020 dan di bulan yang akan datang. Dalam periode tersebut, Sharp akan mengkombinasikan penjualan offline dan online.
Mengenai ketertinggalan di Mei sampai April 2020, Andry optimistis bisa mengejarnya dengan catatan kondisi Corona tidak berkepanjangan. "Kami berharap pasar yang membaik akan berkelanjutan. Oleh karenanya Sharp tidak berhenti untuk mempromosikan produk kita lewat online kita pake momentum peningkatan penjualan," kata Andry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News