Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Shell Bitumen terus melakukan riset dan pengembangan teknologi aspal. Upaya ini demi menggencarkan pasokan aspal untuk berbagai proyek infrastruktur di Indonesia.
John Read, General Manager Shell Bitumen Technology, mengatakan, sejauh ini Shell menghasilkan produk aspal dengan beragam kelebihan. Mulai dari bahan perekat berwarna, larutan bertemperatur rendah, aspal dan perekat bawah air.
"Aspal kami mampu membuat jalan tidak bergelombang. Selain itu aspal kami tidak menimbulkan bau tak sedap," kata Read di Jakarta, Selasa (29/9).
Produk aspal Shell Bitumen terdiri dari beragam jenis dengan berbagai kualitas, mulai aspal standar hingga aspal dengan polimer khusus (PMB).
Read mengklaim, produk aspal PMB yang dikenal dengan nama Shell Cariphate mampu menahan jalan berbeban berat termasuk lintasan bandara, sirkuit, bundaran, dan jalur bus.
Sejak berdiri 2008 di Indonesia, Shell Bitumen telah menjadi suplier produk aspal untuk beragam jalan raya dan lintasan bandara.
Aspal yang digunakan berasal dari pabrik Shell di Pulau Bukom, di wilayah negeri Singapura. Namun Shell Bitumen juga memiliki gedung penyimpanan di Merak untuk konsumen di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Shell Bitumen juga telah membangun jaringan 15 depot besar dengan pihak ketiga, di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Nusa Tenggara.
"Kontribusi kami akan semakin besar seiring dengan kegiatan pembangunan infrastruktur yang makin banyak di Indonesia," ujar Read.
Saat ini di Indonesia, produk aspal Shell Bitumen banyak digunakan dalam proyek pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek, Purbaleunyi, Surabaya-Mojokerto, dan Semarang Solo.
Aspal Shell Bitumen juga telah digunakan di beragam proyek 24 bandara utama di Indonesia. Di antaranya, di Aceh, Bandung, Labuan, Semarang dan Surabaya.
Sayangnya, John Read menolak menyebut kapasitas produksi serta nilai proyek infrstruktur yang menggunakan produk aspal Shell Bitumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News