Reporter: Markus Sumartomdjon, Cindy Silviana Sukma | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Setelah mengakuisisi empat perusahaan lokal tahun lalu, Siam Cement Group (SCG) , konglomerasi asal Thailand berminat melakukan langkah serupa terhadap dua sampai tiga perusahaan domestik pada tahun ini. Aksi ini untuk memperkuat lini bisnis Siam Cement di pasar Indonesia.
Sebelumnya, Siam Cement sudah mengambil alih kepemilikan produsen beton Jayamix dan mengubah nama menjadi PT SCG Readymix Indonesia. Selain itu, perusahaan ini mengakuisisi perusahaan distribusi semen PT Kokoh Inti Areabama.
Dua perusahaan lainnya adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan perusahaan keramik, PT Keramik Indonesia Asosiasi (KIA).
Menurut Chaovalit Ekabut, Vice President Finance and Investment and Chief Financial Officer Siam Cement Group, saat ini pihaknya tengah menjajaki pembelian antara dua sampai tiga perusahaan domestik. "Saat ini sedang dalam proses pembicaraan," katanya kepada KONTAN beberapa waktu yang lalu.
Sayang, Chaovalit masih menutup rapat-rapat jati diri perusahaan domestik ini dengan alasan masih proses negosiasi. Yang jelas, lini bisnis perusahaan yang mereka bidik harus sejalan dengan lini bisnis yang saat ini tengah Siam Cement lakoni. Yaitu semen, bahan baku bangunan, distribusi, produk kertas dan bahan baku kimia. "Jadi silakan tebak sendiri," ucapnya sambil tersenyum.
Chaovalit menargetkan proses negosiasi dengan para pengusaha lokal bisa tercapai di tahun ini juga. Sehingga, Siam Cement bisa bergerak cepat untuk menguatkan bisnis mereka di Indonesia.
Maklum, Indonesia adalah negara yang potensial bagi Siam Cement. Total aset Siam Cement di Indonesia yang terbesar di luar Thailand, yakni sebesar Rp 9,46 triliun. Total aset ini berupa empat perusahaan yang sudah mereka beli. Itu belum termasuk perusahaan lainnya (lihat tabel).
Tahun lalu, Siam Cement sudah menginvestasikan sekitar US$ 532 juta atau setara Rp 4,9 triliun di Indonesia. Investasi tersebut dipakai untuk mengakuisisi Jayamix senilai US$ 135 juta atau setara Rp 1,34 triliun.
Lantas membangun pabrik semen di Sukabumi senilai Rp 3,17 triliun (US$ 356 juta) dengan kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton per tahun. Pabrik ini, menurut Chaovalit, diharapkan bisa beroperasi tahun 2015 untuk pasar Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Sisanya, untuk membangun pabrik beton ringan senilai US$ 41 juta atau Rp 393 miliar. Pabrik ini direncanakan punya kapasitas produksi sekitar 6 juta m2 beton ringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News