Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Kelompok usaha manufaktur asal Thailand, Siam Cement Group (SCG), harus memutar otak untuk menebalkan kantong melalui sejumlah anak perusahaan di Indonesia. Mereka adalah PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) dan PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN).
Handono Warih, Direktur Operasional Keramika Indonesia Assoisasi menargetkan, laba bersih perseroan tahun ini bisa mencapai Rp 80 miliar. Angka ini naik sekitar 15,67% dari pencapaian tahun 2012 yang sebesar Rp 69,16 miliar.
Agar target terapai, selain menggenjot penjualan, KIAS juga melakukan efisiensi. Caranya, dengan merevitalisasi sejumlah mesih produksi, baik yang berbahan bakar gas maupun listrik. Hal ini dilakukan seiring kian mahalnya harga jual gas dan tarif listrik. Kenaikan harga gas dan tarfif listrik berbuntut kian membengkaknya ongkos produksi.
Sebagai gambaran, di kuartal I-2013, komponen biaya pabrikasi menyumbang sekitar 54,71% terhadap total biaya produksi KIAS. Adapun, total beban produksi perusahaan hingga akhir Maret 2013 mencapai Rp 658,33 miliar.
Oleh karena itu, manajemen KIAS secara bertahap melakukan penggantian beberapa mesin lama dengan mesin baru. "Kami harap, adanya revitalisasi mesin ini akan mengurangi beban energi," ujar handono, Kamis (20/6).
Ia memperkirakan, revitalisaai ini bisa memangkas beban energi gas dan listrik masing-masing sebesar 6% dan 7%. Revitalisasi telah dilakukan perseroan sejak awal tahun 2013.
Demi melancarkan rencana revitalisasi ini, korporasi yang sahamnya dikuasai SCG Building Materials Company Ltd ini mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 90 miliar. Hingga saat ini, dana yang telah terpakai sekitar 20% dari total alokasi capex. Seluruh dana capex berasal dari kas internal.
Tambah Armada
Selanjutnya, anak usaha SCG lainnya, yakni Kokoh Inti Arebama melakukan penambahan armada pengiriman barang. Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi ini akan mendatangkan enam hingga tujuh truk tambahan.
Seluruh truk tersebut akan digunakan untuk kegiatan distribusi di Makasar dan Banjarmasin. Hingga saat ini, KOIN telah memiliki sekitar 80 truk yang digunakan untuk mengangkut keramik dan bahan bangunan lainnya.
Heru Subagio, Direktur Penjualan Kokoh Inti Arebama bilang, perseroan telah menyiapkan dana sekitar Rp 3 miliar untuk capex tahun ini. Dana itu termasuk untuk membeli truk baru. Perusahaan juga mengandalkan likuiditas internal guna memenuhi kebutuhan capex.
Selain itu, perusahaan yang dipegang anak usaha SCG bernama SCG Distribution Company Ltd ini juga akan mengembangkan sistem teknologi informasi (TI). Jadi, perseroan akan mengganti seluruh piranti lunak (software) sistem TI dari Microsoft ke software khusus yakni system application and product in data processing (SAP).
Penggantian sistem IT ini diharapkan bisa merampingkan biaya operasional perseroan. Untuk aksi bisnis ini, KOIN akan menyisihkan dana sekitar US$ 1 juta. Hingga kuartal I-2013, KOIN berhasil mengantongi penjualan bersih sebesar Rp 276,41 miliar atau naik 40,58% dari Maret 2012. Akibat tingginya beban operasional, laba perusahaan turun dari Rp 6,46 miliar menjadi Rp 5,64 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News