kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siap jadi agregator, PGN (PGAS) dukung DMO dan pengembangan infrastruktur gas


Senin, 06 Januari 2020 / 19:47 WIB
Siap jadi agregator, PGN (PGAS) dukung DMO dan pengembangan infrastruktur gas
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Gigih Prakoso, saat berkunjung ke Redaksi KONTAN, Jakarta (16/7). PGN berencana mengembangkan infrastruktur Gas Bumi untuk periode 2019 ? 2024, tiga dari enam diantaranya yaitu 500 km pipa distribusi, 528 km p


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana wajib pasok gas ke dalam negeri alias Domestic Market Obligation (DMO) untuk gas bumi sempat mengemuka di akhir tahun lalu.

Menyikapi wacana tersebut, sebagai sub holding gas plat merah, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) siap menjadi agregator gas bumi, apabila DMO gas diberlakukan.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menyampaikan, seiring dengan pertumbuhan kebutuhan gas bumi nasional serta sebagai komitmen dan dukungan penuh terhadap pertumbuhan industri nasional, PGN siap melayani kebutuhan gas bumi sesuai perannya sebagai sub holding gas untuk mengelola bisnis midstream dan downstream gas bumi nasional.

Baca Juga: Beri pinjaman US$ 593,92 juta ke anak usaha, PGAS pastikan bisnisnya tak terpengaruh

Menurut Gigih, keberpihakan pemerintah terhadap kebutuhan gas domestik sudah cukup baik. Namun, utilisasi dari komitmen gas bumi untuk domestik masih perlu ditingkatkan, khususnya kebutuhan akan pertumbuhan infrastruktur gas yang lebih masif.

Gigih berharap, dengan konsep agregator yang mengintegrasikan pasokan di hulu dan infrastruktur hilir oleh sub holding gas, maka penyaluran gas bumi ke end user bisa lebih efektif, termasuk subsidi silang antar kawasan di wilayah Indonesia. Saat ini, sub holding gas BUMN yang bersandi emiten PGAS ini telah mengelola 96% infrastruktur gas bumi.

Dengan ekspektasi Pemerintah supaya harga gas lebih murah dan efisien, kata Gigih, di tahun 2020 PGN akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada seluruh kegiatan operasi.

Baca Juga: Askrindo dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) selenggarakan Natal Bersama di Pontianak

Selain DMO gas untuk menjawab solusi pasokan gas yang berkelanjutan, PGN juga akan mengelola bisnis gas bumi secara terintegrasi pada jaringan gas konvesional termasuk non pipa Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquefied Natural Gas (LNG).

“Dari hasil diskusi dengan pemerintah, PGN akan mengembangkan bisnis-bisnis baru. DMO Gas menjadi salah satu solusi untuk menjaga pertumbuhan industri nasional, yang tentunya dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder secara jangka panjang yaitu pemerintah dan investasi hulu yang menarik,” ungkap Gigih dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/1).

Gigih menerangkan, PGN telah bersiap untuk mengembangkan infrastruktur gas secara masif baik di tahun 2020 maupun dalam jangka pendek menengah.

Sejumlah langkah yang dilakukan PGN antara lain dengan meningkatkan perluasan pembangunan jaringan transmisi Gresik-Semarang dengan panjang 272 km.

Sedangkan untuk pembangunan jaringan distribusi gas bumi, ditargetkan lebih dari 180 km, dengan rincian di Jawa ± 60 km dan di Sumatera ± 120 km.

Baca Juga: Tiga opsi turunkan harga gas dikaji hingga Maret 2020

"Target tersebut akan semakin mendekatkan visi menyatukan infrastruktur pipa trans Sumatera dan Jawa," ungkap Gigih.

Lebih lanjut, Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan bahwa PGN akan mengembangkan terminal LNG Teluk Lamong dengan kapasitas 40 BBTUD.

Termasuk bisnis LNG filling di Teluk Lamong dengan kapasitas 10 BBUTD untuk wilayah baru yang belum terjangkau infrastruktur pipa di sejumlah kota di Jawa Timur Bagian Selatan, Barat, dan Timur.

"Jawa Timur menjadi salah satu concern PGN. Agar bisa memberikan dampak yang makin massif, pemanfaatan gas melalui layanan yang terintegrasi," sebut Rachmat.

Baca Juga: Pemerintah kaji opsi turunkan harga gas, ini tanggapan SKK Migas

Secara masif, imbuh Rachmat, PGN juga akan melaksanakan pembangunan Jargas Rumah Tangga, dengan dana APBN sebanyak 266.070 sambungan di 49 Kabupaten/ Kota.

Pembangunan ini ditargetkan dapat memberikan efisiensi untuk pelanggan rumah tangga, mengurangi beban subsidi, dan mengurangi impor LPG sekitar 0.24 Juta ton.

Rachmat menambahkan, PGN juga akan membangun Jargas Mandiri di 16 Kabupaten/ Kota sebanyak 633.930 sambungan rumah tangga (SR), dengan perincian pada tahun 2020 sebanyak 50.000 SR dan sisanya 583.930 SR akan dikembangkan pada tahun 2021.

Pada program tahun 2020 juga akan dilakukan gasifikasi Kilang Pertamina. Terutama untuk Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan dengan volume 47 Bbtud sehingga dapat mengefisiensi bahan bakar kilang Pertamina dan produk turunannya.

Baca Juga: Kesal harga gas tak kunjung turun, Jokowi beri tiga opsi

“Yang sudah dilakukan 2019 yaitu Kilang Balongan. Sekarang sudah menggunakan gas, pipa PGN dan Pertagas telah disinkronkan sehingga bisa menyalurkan gas sekitar 20 Bbtud,” ungkap Rachmat.

Menurut Rachmat, program-program pengembangan infrastruktur ini akan memberikan benefit berupa keandalan kapasitas infrastruktur LNG dan Gas Pipa Domestik, dan mendorong tambahan peningkatan utilisasi gas bumi domestik sampai dengan 130 Bbutd atau setara dengan 23 ribu BOEPD.

"Serta meningkatkan kemampuan PGN di pasar internasional sebagai global player," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×