kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siap-Siap Borong Gandum


Kamis, 25 Maret 2010 / 13:01 WIB
Siap-Siap Borong Gandum


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Produsen terigu dalam negeri harus mulai bersiap-siap menghadapi penurunan harga gandum dunia yang sepanjang Maret ini sudah mencapai 17%, suatu penurunan yang cukup signifikan. Soalnya, cepat atau lambat, penurunan harga tersebut tentu akan berdampak pada penjualan di dalam negeri.

Hingga Rabu (24/3) kemarin, harga gandum untuk pengiriman Mei 2010 di Chicago Board of Trade (CBOT) terus melandai menjadi US$ 4,75 per bushel (1 bushel atau gantang = 27 kg) dan merupakan harga terendah sejak awal tahun 2010. Bahkan, menurut catatan CBOT, harga tersebut terendah sejak 24 Maret 2009.

Selama setahun ini, harga tertinggi gandum dunia adalah US$ 7,4 per bushel, itu terjadi pada 1 Juni 2009. Sementara untuk tahun ini, rekor harga tertinggi sejak awal 2010 hanya mencapai US$ 5,8 per bushel pada 11 Januari 2010.

Salah satu pemicu penurun-an harga gandum dunia ini adalah meningkatnya suplai gandum dunia. "Panenan membaik dari tahun lalu, dan bisa melonggarkan tekanan harga," kata Jason Britt, Presiden Central States Commodities Inc di Kansas City, Missouri, AS, seperti dikutip dari Bloomberg (23/3).

Hasil panenan gandum asal Kansas, Amerika Serikat, banyak menyumbang pasokan gandum kualitas baik. United States Department of Agriculture (USDA) menyatakan, porsi hasil panenan gandum terbaik di Negeri Uwak Sam tersebut mencapai 64% per 21 Maret 2010 lalu. Itu naik banyak dari periode yang sama tahun lalu, 43%.

Menurut hitungan Natsir Mansyur, Ketua Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu Indonesia (Apegti), merosotnya harga gandum dunia tidak akan segera mempengaruhi harga terigu di Indonesia. Bahkan, ia memperkirakan, harga gandum di pasar domestik tidak akan bergoyang turun hingga bulan yang akan datang. Soalnya, impor gandum dilakukan dalam skema kontrak bulanan. Dan, untuk kontrak sekarang, pengiriman terdekat baru bulan Mei yang akan datang.

Sebaliknya, ini merupakan peluang bagus bagi importir terigu untuk mengusung terigu murah dari sejumlah negara produsen, seperti Australia, Sri Lanka, dan Turki.

"Penurunan harga gandum dunia itu sangat berarti bagi para importir terigu Indonesia," kata Natsir. Dengan harga gandum dunia yang kian mini, Natsir memprediksikan para importir akan melakukan pembelian gandum besar-besaran.

Ratna Sari Lopies, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), juga memperkirakan, mengerutnya harga gandum dunia itu berpotensi untuk mengerek volume impor terigu ke Indonesia.

Lima tahun terakhir, impor terigu nasional menunjukkan tren peningkatan. Tahun 2004, impor gandum sebanyak 286.430,32 metrik ton dan pada tahun 2009 lalu impor terigu 605.732,88 metrik ton. Volume impor terigu Turki tersebut menguasai setengah volume impor terigu tahun 2009. “Dari total impor terigu 2009 sebanyak 382.145 ton,” kata Ratna (lihat tabel).

Saat ini kapasitas terpasang industri terigu dalam negeri mencapai 7 juta ton; namun yang terpakai hanya 4,2 juta ton. Sementara itu, total pasar terigu nasional 4,5 juta–5 juta ton. Nah, kekurangan terigu tersebut dipasok dari Australia, Sri Lanka, dan Turki.
Produsen makanan berbahan terigu boleh kecewa, karena belum bisa menikmati penurunan harga tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×