Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Presiden Direktur Indomobil Group Gunadi Sindhuwinata meminta pemerintah untuk memperketat pengawasan kualitas bahan bakar bersubsidi. Sehingga kejadian rusaknya ratusan fuel pump mobil pribadi dan taksi tidak perlu terjadi.
"Sekarang kan sudah mulai terbuka pendistribusi BBM bersubsidi nya. Siapa pun pemainnya, seharusnya diawasi secara ketat proses produksi maupun distribusi BBM nya," kata Gunadi, Rabu (4/8).
Menurutnya, Suzuki sebagai salah satu merek mobil yang dipasarkan Indomobil juga mengalami masalah kerusakan fuel pump. Namun, jumlahnya tidak sebanyak klaim yang disebutkan Honda maupun Toyota.
"Suzuki memang lebih kecil kasusnya. Namun saya tidak mau sembarang menuding, selama investigasi yang dilakukan pemerintah belum selesai karena ini merupakan masalah umum," pungkasnya.
Akhir pekan lalu, Dirjen Minyak dan Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Herawati Legowo menegaskan bahwa pihaknya masih terus akan melakukan pengecekan sampling terkait dengan kerusakan fuel pump mobil.
Evita mengatakan, pemerintah tidak menemukan adanya penurunan kualitas premium milik PT Pertamina (Persero). “Kita sudah cek dan semuanya baik-baik saja. Spesifikasi bagus, sulfur bagus, air bagus. Pasokan dari kilang Balongan juga bagus,” kata Evita, Kamis (29/7).
Meski dirinya memastikan kesalahan bukan kepada premium, Evita belum berani mengatakan siapa yang salah dalam tragedi fuel pump tersebut. Evita hanya menyarankan kepada para pemilik kendaraan yang di atas tahun 2005 menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax. Karena untuk kendaraan di atas tahun 2005, BBM yang dipakai harus menggunakan oktan 91 sementara untuk kualitas premium masih menggunakan oktan 88.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News