Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berkomitmen meningkatkan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Perusahaan memastikan setiap operasi bisnisnya menaati seluruh regulasi yang berlaku untuk meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem, antara lain melalui upaya memangkas emisi gas rumah kaca, serta berbagai kegiatan pemulihan lahan pascatambang.
“Program-program ESG menjadi bukti komitmen BUMI agar selalu memberi manfaat bagi masyarakat sekitar maupun lingkungan hidup,” kata Vice President of Risk Management, GCG, and Sustainability BUMI, Renova Viscky dalam keterangannya, Rabu (21/5).
Untuk mengoptimalkan kinerja positif dalam memenuhi tanggung jawab tersebut, BUMI mengalokasikan biaya lingkungan sebesar US$ 72.058.629.
Dana tersebut dimanfaatkan untuk berbagai biaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lingkungan; seperti pengurangan emisi, penanaman pohon, pelestarian keanekaragaman hayati, pengolahan limbah, dan sebagainya.
BUMI berfokus pada upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui beberapa langkah nyata, yakni penggunaan biodiesel (B35) untuk bahan bakar dan solar panel sebagai sumber energi yang terbukti berhasil memangkas emisi secara signifikan.
“Pada tahun 2024, dua unit bisnis kami mencatatkan penurunan emisi yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. PT Kaltim Prima Coal (KPC) berhasil menekan emisi hingga berkurang 13 persen dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) menurunkan 10 persen. Praktik baik ini tentu akan kami optimalkan setiap tahunnya,” jelas Renova.
Selama 2024, dalam aspek pascatambang, BUMI juga telah merealisasikan reklamasi lahan bekas pertambangan di dua anak usahanya dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengembalikan fungsi lahan agar tetap bermanfaat secara optimal.
Di lahan KPC dilakukan reklamasi terhadap area seluas 1.230,43 hektare (Ha), meningkat dari tahun sebelumnya. BUMI juga mereklamasi lahan bekas pertambangan Arutmin seluas 282,81 Ha.
Sementara itu, pada aspek revegetasi, pada tahun 2024, BUMI telah melakukan penanaman 785.056 pohon di area milik KPC, serta 235.864 pohon di area operasi Arutmin Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem, mengembalikan habitat, melestarikan keanekaragaman hayati setempat, serta menyerap emisi gas rumah kaca.
Atas berbagai pencapaian di bidang lingkungan tersebut, setiap tahun, BUMI dan unit bisnisnya meraih sejumlah apresiasi bergengsi yang membuktikan konsistensi perusahaan dalam mewujudkan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan bumi.
Pada 2024, dalam ajang Penganugerahan Transparansi dan Penurunan Emisi Korporasi Terbaik, BUMI mendapatkan dua penghargaan tertinggi, yaitu Green Elite dan Gold Plus.
Anak usaha BUMI, KPC, juga berhasil meraih dua penghargaan, yakni Green Elite dan Silver Plus. KPC juga memperoleh penghargaan PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan PROPER Emas dari Pemerintah Kalimantan Timur.
Pada semester pertama 2025, BUMI telah menyabet penghargaan Public Company with Trusted Ruby Achievement in Emission Transparency atas penilaian terhadap Sustainability Report BUMI 2023, yang secara komprehensif mengungkapkan emisi Scope 1 dan Scope 2 dari dua unit usaha utama BUMI, yaitu KPC dan Arutmin.
Selain itu, penghargaan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) juga kembali diraih anak usaha BUMI, yakni Arutmin, yang mendapatkan enam penghargaan prestise dalam berbagai kategori, termasuk PROPER Emas untuk program Bioaditif Serai Wangi melalui Sinergi Masyarakat Tambang Kintap (Terangi Simantap).
“Selain itu, pencapaian aspek lingkungan juga ditandai dengan harmonisnya sinergi perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. BUMI akan terus memastikan langkah-langkah kolaboratif bersama masyarakat dan setiap pemangku kebijakan agar program-program ESG ini dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat optimal bagi lingkungan dan masyarakat,” pungkas Renova
Selanjutnya: Emiten Ramai Gelar Private Placement & Right Issue, Ini Saham yang Menarik Dikoleksi
Menarik Dibaca: Kasus Covid-19 Meningkat di Beberapa Negara Asia, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News