Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Perusahaan jamu PT Sidomuncul menargetkan pertumbuhan penjualan tahun ini naik 10%-15% dari tahun lalu. Peningkatan tersebut bisa terealisasi berkat adanya rencana penambahan kapasitas produksi.
Irwan Hidayat, Presiden Direktur PT Sido Muncul menyatakan pertumbuhan penjualan jamu yang secara industri menunjukkan tren positif membuat mereka berani meningkatkan jumlah produksi jamu. "Kami ada rencana untuk meningkatkan jumlah kapasitas produksi pabrik kami, tapi saya belum bisa bilang berapa peningkatannya. Yang jelas, target pertumbuhan kami tahun ini 10%-15%," katanya kepada KONTAN kemarin (13/1).
Yang pasti, untuk produksi andalan Sido Muncul, yakni Tolak Angin akan ditambah 30%. Irwan sengaja memperbesar jumlah produksi Tolak Angin di musim penghujan ini. Biasanya di musim ini, penjualan Tolak Angin selalu naik. Sayang, ia enggan membeberkan angka penjualan Tolak Angin secara pasti.
Untuk jumlah produksi Tolak Angin, menurut Irwan tahun lalu sebanyak 400 ton per bulan. Dari jumlah tersebut, sekitar 5%-6% Sido Muncul ekspor ke beberapa negara. Seperti Malaysia, India, Australia, Eropa, dan Amerika.
Sebagian besar penjualan ekspor Tolak Angin menyasar di kawasan Asia Tenggara. Karena itulah, ia sedang mempersiapkan kantor pemasaran sekaligus pabrik Sido Muncul di Singapura. "Targetnya bisa beroperasi tahun ini," katanya.
Irwan bilang, saat ini pabrik tersebut masih dalam proses pembangunan. Lagi-lagi Irwan enggan menyebutkan nilai investasi dari pendirian pabrik tersebut.
Rencana bisnis lainnya adalah Sidomuncul mulai serius menggarap bisnis bahan baku jamu. Saat ini mereka sudah memproduksi 20 jenis bahan jamu kering, 20 jenis serbuk jamu, 26 jenis ekstrak jamu kering dan 12 jenis minyak asiri. "Harapannya produsen jamu bisa membeli dari kami," katanya.
Sidomuncul juga akan membuat produk herbal terbaru seperti kopi gingseng. Namun Irwan belum mau buka mulut soal produk ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News