Reporter: Nur Pehatul Janna | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sidomulyo Selaras optimistis memandang prospek bisnisnya tahun ini. Pasalnya perusahaan yang bergerak dibidang usaha transportasi darat khusus untuk bahan berbahaya dan beracun serta minyak dan gas ini menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%-15% dari realisasi tahun 2018 lalu.
Erwin Hadiyanto, Direktur PT Sidomulyo Selaras Tbk mengatakan, pihaknya sangat optimis akan laju bisnis tahun ini. "Kita selalu optimis setiap tahunnya," ujarnya seusai RUPSLB SDMU (26/2).
Menurut Erwin, untuk memenuhi target tahun ini pihaknya tengah mengejar dua kontrak baru dari dua sumur milik perusahaan minyak untuk pengangkutan minyak mentah. "Selain itu di logistik lami juga sedang merencakan untuk bekerja sama dengan perusahaan luar negeri (masih ASEAN) dimana kerjasama ini nantinya berbentuk joint venture namun untuk waktu tepatnya belum bisa saya ekspose," ujarnya.
Jika terealisasi, lanjut Erwin pihaknya optimis pendapatan sepanjang tahun 2018 bisa tumbuh 10%-15%. Hanya saja untuk besaran nilai kontra, Erwin masih enggan membeberkannya.
Sementara disinggung target laba, sayangnya Erwin juga masih enggan buka-bukaan. "Targetnya belum tahu, karena kinerja tahun 2018 saja belum keluar tapi harapan kita lebih baik karena kami berencana untuk memodifikasi armada," ujarnya.
Dari 320 armada yang beroperasi perusahaan berencana untuk memodifikasi sebagian armada. "Sejauh ini kami memiliki 320 armada dengan utilitas 100% dengan artian jika kami memiliki customer baru mengharuskan kami untuk menambah jumlah armada sedangkan jika ada teknologi yang memungkin kenapa harus menambah jika unit yang ada bisa dimodifikasi," ujarnya.
Jadi, saat ini kata dia, pihaknya tengah berencana untuk memodifikasi atau mendesain ulang armada yang ada. "Desainnya sudah ada sejak 8 tahun lalu namun belum terealisasi karena masalah perijinan. Desain baru ini memanfaatkan teknologi dimana kapasitas angkutan bisa 1 banding 5," ujarnya.
Selama ini perijinannya bermasalah, karena salah satu komponennya melanggar aturan yakni 2 roda depan dimensinya melebihi aturan dimana aturan yang diperbolehkan sebesar 21 cm namun yang ditawarkan SDMU sebesar 22 cm. "Permasalahannya hanya disitu,padahal fungsi lebar ban ini untuk keamanan juga," ujarnya.
Sebelumnya, desain baru ini sudah pernah diadakan untuk pengangkutan gas namun karena kurang efektif sehingga diperlukan improvisasi lagi. "Saat ini sedang diajukan semoga bisa terealisasi sehingga nanti masuknya ke laba karena dengan layanan baru pasti akan lebih banyak order yang masuk," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News