Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen obat herbal dan jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) optimistis mampu mencapai kinerja dengan pertumbuhan pendapatan 10% tahun ini .Hal ini sejalan dengan kinerja tahun lalu yang diklaim sesuai ekspektasi.
Namun sayang, SIDO belum dapat membeberkan perolehannya tersebut. "Sesuai harapan atau bahkan melebihi harapan kami, karena efisiensi proses produksi herbal ini sebenarnya sudah kami rasakan di kuartal empat 2018," kata David Hidayat, Direktur Utama SIDO, Minggu (17/2).
Adapun di tahun kemarin perseroan sempat memproyeksikan pertumbuhan bisnisnya sekitar 10%. Yang artinya jika dihitung perolehan penjualan bersih SIDO di tahun 2017 tercatat senilai Rp 2,6 triliun, dengan pertumbuhan bisnis tersebut diperkirakan revenue perseroan di 2018 kemarin bisa mencatatkan nilai sekitar Rp 2,82 triliun.
Untuk tahun ini, SIDO masih melihat pertumbuhan yang organik dan berkembang bagi bisnis perusahaan.
"Kami memiliki resep-resep heritage dan secara bertahap kami perbaharui bentuk dan rasanya agar disukai oleh semua generasi. Bahkan kami terus mengembangkan pasar jamu dan obat herbal ini ke mancanegara," urai David.
Sementara bicara target, kata David prospek usahanya masih sangat bagus, namun SIDO tak terlalu muluk2 mematok target bisnisnya. "Kami di tahun ini secara konservatif menargetkan petumbuhan revenue 10% dan laba bersih 10%," sebutnya.
Mengenai momentum pemilihan umum di tahun ini, apakah industri herbal turut berpengaruh? David berharap tidak ada sentimen yang negatif dan kondisi politik dapat lebih stabil, dengan pertumbuhan ekonomi yang diatas inflasi ini katanya akan mendukung kenaikan tingkat konsumsi. "Harapannya kondisi pasar semakin bergairah," terangnya.
Sekedar informasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang kuartal tiga 2018 ini. Pada kuartal tiga 2018, SIDO menorehkan penjualan sebesar Rp 1,94 triliun atau meningkat 4,86% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,85 triliun.
Penjualan dari herbal dan suplemen menyumbang sebesar Rp 1,27 triliun naik 6,72% dari penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,19 triliun, selanjutnya dari segmen makanan dan minuman sebesar Rp 589,37 miliar turun 1,75% dari periode yang sama 2017 sebesar Rp 599,90 miliar, dan farmasi meningkat cukup signifikan menjadi Rp 77,05 miliar meningkat 12,43% dari penjualan pada kuartal tiga 2017 sebesar Rp 68,53 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News