Reporter: Leni Wandira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengatakan bahwa industri semen masih dalam kondisi tertekan akibat kelebihan pasokan atau oversupply.
Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Vita Mahreyni membeberkan bahwa saat ini kapasitas semen mencapai 119 juta ton. Padahal, konsumsi domestik hanya sekitar 65 juta ton pada tahun lalu.
"Saat ini kapasitas terpasang mencapai 119 juta ton semen, sedangkan konsumsi domestik per tahun 2023 sekitar 65 juta ton," ujar Vita keoada Kontan.co.id, Senin (20/5).
Kata dia, peningkatan signifikan kapasitas semen nasional melalui berdirinya pabrik-pabrik semen baru tidak diiringi pertumbuhan permintaan pasar yang memadai.
"Hal ini terjadi karena masih ada penambahan kapasitas baru di 2020-2023 yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan demand yang sempat terkontraksi dampak pandemi covid-19," ungkap dia.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Kantongi Laba Rp 472 Miliar pada Kuartal I-2024
Adapun, porsi konsumsi domestik didominasi sektor retail sekitar 71%, sisanya curah. Maka, meski pesat proyek infrastruktur, penyerapan terbesar tetap dari sektor retail.
Kendati begitu, Semen Indonesia Group (SIG) masih optimistis pertumbuhan permintaan semen akan lebih baik di semester kedua. Peningkatan ini akan mampu mengerek permintaan semen secara total 2024.
Untuk menangkap peluang-peluang pertumbuhan, SIG akan meneruskan fokus operational excellence, pengelolaan pasar, dan harga.
"Tentunya juga kami melakukan diversifikasi produk untuk memenuhi beragam kebutuhan pembangunan yang berbeda-beda, optimalisasi jaringan produksi dan distribusi, serta pembangunan berkelanjutan," kata kata.
Hingga saat ini, SIG turut berkontribusi dengan memasok 3.000-4.000 ton bahan bangunan per hari untuk pembangunan IKN. Secara akumulasi, SIG telah memasok 400.000 ton bahan bangunan dari fasilitas di Balikpapan dan Samarinda untuk berbagai paket pekerjaan sejak Desember 2022 hingga Februari 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News