Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk tengah fokus ekspansi penambahan rumahsakit. Perusahaan penyedia jasa layanan kesehatan itu memasang target bisa membuka enam hingga delapan rumahsakit per tahun mulai tahun depan hingga tahun 2017 mendatang.
Perusahaan berkode SILO di Bursa Efek Indonesia itumemiliki 29 proyek rumahsakit baru yang akan mulai dikerjakan pada 2015. "Alokasi capex tahun depan jika kami ingin bangun delapan rumah sakit artinya kami butuh US$ 120 juta," ujar Presiden Direktur Siloam International Hospitals Romeo Fernandez Lledo kepada KONTAN pekan lalu.
Target pembukaan rumahsakit per tahun tersebut lebih banyak dibandingkan dengan realisasi tahun ini. Meski tahun 2014 belum juga berakhir, Siloam memastikan jika tahun ini hanya menambah tiga rumahsakit. Siloam telah mengucurkan investasi US$ 75 juta atau sekitar Rp 900 miliar.
Siloam sudah membuka satu rumahsakit pada semester I kemarin. Dua rumahsakit lain baru akan dibuka pada kuartal IV nanti. Pada Oktober, perusahaan itu akan membuka rumahsakit di Medan, Sumatra Utara. Lantas, pada November giliran rumahsakit di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang dibuka.
Asal tahu saja, Siloam senantiasa melibatkan sang induk usaha yakni PT Lippo Karawaci Tbk dalam ketika membangun rumahsakit. Untuk setiap pembangunan rumahsakit yang menelan dana US$ 25 juta, Siloam hanya mengucurkan US$ 15 juta untuk pembelian peralatan kesehatan.
Sementara Lippo Karawaci menanggung US$ 10 juta untuk investasi lahan. "Rumahsakit yang kami dirikan biasanya berada di lahan Lippo Karawaci. Jadi lahan yang kami tempati tetap milik Lippo Karawaci," beber Romeo.
Selain membangun rumahsakit anyar, Siloam juga menambah rumahsakit dengan cara mengakuisisi. Pada semester I kemarin, perusahaan itu mengakuisisi satu rumahsakit.
Namun, berbeda dengan target pembangunan rumahsakit baru yang bisa ditargetkan, Siloam tak bisa memastikan target rumahsakit yang akan dia akuisisi. Sebab, aksi akuisisi berkaitan dengan peluang yang muncul dan kemampuan perusahaan memanfaatkan peluang itu.
Dengan memasukkan dua rumahsakit anyar di Medan dan Kupang, hingga akhir 2014 nanti, Siloam bakal mengoperasikan 20 rumahsakit. Delapan diantaranya adalah rumahsakit hasil akuisisi. Sisanya, barulah rumahsakit yang merupakan hasil pembangunan sendiri.
Pada semester I tahun ini, pendapatan Siloam naik 30,83% menjadi Rp 1,57 triliun. Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tumbuh dari Rp 21,98 miliar pada semester I-2013, menjadi Rp 44,14 miliar pada semester I-2014.
Berdasar catatan KONTAN, pada periode semester I-2014 itu, kontribusi pendapatan Siloam dari rumahsakit lama adalah 69% terhadap total pendapatan. Sisanya, barulah kontribusi pendapatan dari rumahsakit anyar, yakni sebesar Rp 472 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News