kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak cara RNI mendistribusikan 2 juta masker


Jumat, 13 Maret 2020 / 20:44 WIB
Simak cara RNI mendistribusikan 2 juta masker
ILUSTRASI. Para penumpang menggunakan masker kesehatan saat menumpang KRL Commuterline rute Serpong-Tanah Abang di Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020). Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta memaparkan secara internal potensi risiko kontaminasi terbesar virus


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - Pasca mengimpor bahan baku masker dari India, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melalui anak usahanya PT Rajawali Nusindo kembali memproduksi masker kesehatan. Awal Februari lalu, perusahaan pelat merh ini sempat kesulitan memproduksi masker karena kesulitan impor bahan baku masker dari China.

“Kami sudah mendapatkan bahan baku dari India,” kata Eko Taufik Wibowo. Direktur Utama PT RNI, Jumat (13/3). Taufik menyebutkan, kehadiran bahan baku tersebut membuat pihaknya bisa kembali bisa produksi dan menenuhi permintaan masker di dalam negeri.

Dalam hitungan Eko, kapasitas produksi masker yang mampu mereka layani adalah 2 juta pieces per bulan. Sebelumnya, Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menargetkan produksi sebanyak 6 juta masker per bulan.

Berbeda dengan hasil produksi dari RNI sebelumnya, kali ini RNI memasok seluruh masker untuk kebutuhan di dalam negeri. Adapun sebelumnya, RNI mengekspor masker ke berbagai negara termasuk China. “Kami menjual masker ini via PT Kimia Farma Tbk,” kata Eko.

Noffendri Roestam, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) berharap, pemerintah segera mencarikan solusi produksi masker di dalam negeri. Permintaan ini menyusul adanya ketetapan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang status sebaran virus korona yang sudah masuk tahap pandemi.

“Harus ada antisipasi bahan baku masker segera. Jika negara lain lock down, maka kita akan kesulitan impor bahan baku masker,” kata Noffendri. Ia bilang, kebutuhan masker saat ini sudah sangat mendesak,  apalagi jumlah pasien corona sudah berjumlah 69 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×