Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja top line dan bottom line PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tak sejalan pada separuh pertama tahun 2024. Emiten panas bumi dari Grup Pertamina ini meraih laba bersih senilai US$ 96,27 juta hingga 30 Juni 2024.
Sebagai gambaran saja, jika dikonversi memakai kurs Rp 16.290 per dolar Amerika Serikat (AS), maka keuntungan PGEO setara Rp 1,56 triliun. Laba bersih PGEO tumbuh 3,77% ketimbang laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I-2023 senilai US$ 92,77 juta.
Laba bersih PGEO pada paruh pertama 2024 mampu tumbuh ketika pendapatan perusahaan malah turun tipis 1,43% secara tahunan (Year on Year/YoY). Dari sebelumnya US$ 206,73 juta menjadi US$ 203,76 juta pada semester I-2024.
Pendapatan PGEO hingga periode 30 Juni 2024 didapat dari penjualan operasi sendiri senilai US$ 194,75 juta dan production allowances pihak ketiga sebesar US$ 9,01 juta. Masing-masing mengalami penurunan 0,41% dan 19,26% (YoY).
Baca Juga: Bisnis Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Diproyeksikan Tumbuh Stabil
Jika dirinci, pendapatan dari operasi sendiri - pihak berelasi PGEO semester I-2024 bersumber dari PT PLN Indonesia Power dan PT PLN (Persero). Pendapatan dari PT PLN Indonesia Power didapat dari Kamojang senilai US$ 34,17 juta, Ulubelu US$ 20,12 juta dan Lahendong US$ 19,14 juta.
Sedangkan pendapatan dari PT PLN (Persero) didapat dari Kamojang senilai US$ 40,14 juta, Ulubelu US$ 36,46 juta, Lahendong US$ 20,49 juta, Lumut Balai sebesar US$ 20,06 juta dan dari Karaha senilai US$ 4,24 juta.
Penjualan uap dan listrik kepada pelanggan dilakukan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL). Terhitung mulai bulan Desember 2023, terdapat pengalihan penjualan uap di Ulubelu dan Lahendong dari PT PLN (Persero) ke anak usahanya, PT PLN Indonesia Power.
Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya justru meningkat 6,34% (YoY) menjadi US$ 88,19 juta. Membuat laba bruto PGEO menyusut 6,64% (YoY) menjadi US$ 115,57 juta pada semester I-2024.
Di pos lainnya, pendapatan keuangan PGEO melonjak 160,94% (YoY) menjadi US$ 19,91 juta. PGEO pun membukukan laba usaha sebanyak US$ 149,55 juta atau menurun tipis 0,62% secara tahunan.
Pada periode yang sama, beban keuangan dan beban pajak penghasilan PGEO menyusut. Hasil ini membuat perolehan laba tahun berjalan PGEO meningkat 3,78% (YoY) dari US$ 92,74 juta menjadi US$ 96,25 juta pada semester I-2024.
Pertumbuhan laba bersih PGEO mengangkat laba per saham dasar, meski hanya naik tipis secara tahunan dari US$ 0,0022 menjadi US$ 0,0023 per 30 Juni 2024. Pada periode yang sama, PGEO memiliki jumlah aset senilai US$ 2,90 miliar.
PGEO memiliki jumlah liabilitas sebanyak US$ 959,08 juta, dengan jumlah ekuitas sebesar 1,94 miliar per 30 Juni 2024. Sedangkan saldo kas dan setara kas pada akhir tahun senilai US$ 638,92 juta.
Dari sisi pergerakan harga saham, PGEO mengalami penurunan dalam empat perdagangan beruntun, dan ditutup melemah 0,39% ke level Rp 1.265 per saham pada Jum'at (26/7). Secara year to date, PGEO mengakumulasi kenaikan harga 8,12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News