kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.713   31,00   0,19%
  • IDX 8.649   -0,19   0,00%
  • KOMPAS100 1.190   -1,35   -0,11%
  • LQ45 853   0,49   0,06%
  • ISSI 309   0,95   0,31%
  • IDX30 438   -1,94   -0,44%
  • IDXHIDIV20 507   -2,21   -0,43%
  • IDX80 133   0,17   0,13%
  • IDXV30 138   0,03   0,02%
  • IDXQ30 139   -0,51   -0,37%

Simak Strategi Campina Ice Cream (CAMP) untuk Dongkrak Kinerja di Tahun 2026


Selasa, 16 Desember 2025 / 06:19 WIB
Simak Strategi Campina Ice Cream (CAMP) untuk Dongkrak Kinerja di Tahun 2026
ILUSTRASI. Campina Ice Cream Industry (CAMP) targetkan ekspansi ke kota sekunder Indonesia 2026, optimalkan distribusi dan biaya tetap rendah


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) sudah siap menghadapi tahun 2026. Di mana, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis guna kerek kinerja di tahun depan.

Presiden Direktur CAMP Samudera Prawirawidjaja menjelaskan, CAMP akan melakukan ekspansi ke kota-kota sekunder di Indonesia yang sebelumnya belum pernah dirambah produk Campina. Di wilayah yang telah ada, CAMP bakal terus mengoptimalisasikan distribusi produknya.

“Dengan demikian kita akan melakukan peningkatan penjualan namun dengan efisiensi biaya distribusi karena memanfaatkan strategi atau fasilitas distribusi yang sudah ada, sehingga secara fixed cost akan tetap,” ucap Samudera dalam paparan publik, Senin (15/12/2025).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan CAMP Sagita Melati menambahkan, perusahaan akan fokus untuk memperkuat jaringan distribusi nasional dan ekspansi ke kanal penjualan modern seperti e-commerce, omni channel, dan melalui media sosial. Penempatan freezer secara strategis juga menjadi salah satu bagian dari upaya tersebut.

Baca Juga: Kekayaan Taipan RI Capai Rekor Rp 5.079 Triliun, Hartono Bersaudara Tetap di Puncak

Dari sisi infrastruktur cold chain, Campina bakal mengoptimalisasi kapasitas truk, rute distribusi, dan biaya logistik seraya membangun infrastruktur cold chain yang sulit ditiru pemain baru.

“Integrasi distributor–inventory management menekan return rate dan menjaga efektivitas biaya,” imbuh Sagita dalam kesempatan yang sama.

Hingga kuartal III-2025, CAMP membukukan laba bersih sebesar Rp 46,98 miliar. Jumlah ini turun 20,55% secara tahunan (year on year/YoY) dari laba bersih yang diperoleh Rp 59,13 miliar setahun sebelumnya.

Di periode yang sama, penjualan CAMP tercatat Rp 860,98 miliar, naik 1,14% YoY dari 851,24 miliar per September tahun lalu.

Kata Sagita, penurunan laba bersih tersebut merupakan hasil keputusan manajemen untuk menahan kenaikan harga jual secara agresif guna menjaga volume penjualan di tengah lesunya daya beli masyarakat. 

 

“Sebagai respons, perseroan telah menjalankan berbagai inisiatif efisiensi termasuk pengendalian beban penjualan dan biaya operasional, optimalisasi distribusi, serta penyesuaian portfolio produk,” jelas Sagita.

Adapun hingga September 2025, CAMP telah menyerap anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 72,73 miliar. Dana ini sebagian besar dipakai untuk peningkatan kapasitas produksi dan cold chain, juga berbagai inisiatif efisiensi operasional.

Soal strategi penetapan harga dan adaptasi pasar, Campina akan menyesuaikan harga secara selektif demi menjaga volume dan keterjangkauan produk.

Hal ini dilakukan lewat program promosi dan paket bundling dengan format ekonomis yang diterapkan di area tertentu. Untuk menyeimbangkannya, Campina bakal terus menjaga penjualan produk premiumnya.

Menghadapi menjamurnya produk dan outlet es krim asal China, Samudera bilang, produk tersebut secara kualitas berbeda dengan Campina. Menurut dia, pasar akan tetap mencari produk es krim yang mementingkan kualitas. 

“Pada saat ini mungkin mereka bisa bagus karena memang kondisi ekonomi kita sedang agak menurun sehingga konsumen kita mencari barang yang murah,” imbuh Samudera.

Baca Juga: Daya Intiguna (MDIY) Resmikan Toko ke-1.200 di Sumbawa, Ekspansi di Luar Pulau Jawa

Namun dengan deretan produk legendaris Campina seperti Hula-hula dan berbagai produk family pack yang pertumbuhan penjualannya termasuk yang tertinggi di antara produk pesaing, Samudera yakin produk Campina akan tetap mampu bersaing di pasaran.

Campina akan terus menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang ada agar produknya dan harganya tetap dapat bersaing.

“Kita juga yakin di tahun 2026 kita lihat fundamental ekonomi Indonesia mudah-mudahan sesuai apa yang dicanangkan oleh pemerintah, kelihatannya kita bisa lebih baik daripada tahun 2025,” pungkas Samudera.

Selanjutnya: Jadi Jawara Top Laggard, Saham BBCA Bikin Deretan Investor Institusi Global Boncos

Menarik Dibaca: Siapkan Kado Natal Untuk Orang Tua Anda dari Sekarang, Ini Beberapa Ide Kadonya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×