kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Sirclo prediksi industri e-commerce di Indonesia akan terus tumbuh


Kamis, 14 November 2019 / 22:46 WIB
Sirclo prediksi industri e-commerce di Indonesia akan terus tumbuh
ILUSTRASI. Sirclo menilai masih banyak pemain e-commrece lokal memiliki potensi tumbuh pesat apabila terus didukung.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi e-commerce lokal Sirclo merilis riset terbaru bertajuk Navigating Market Opportunities in Indonesia’s E-commerce yang berisi informasi-informasi penting seputar tren pertumbuhan pasar e-commerce Indonesia. Dalam laporan itu disebutkan industri e-commerce Indonesia tengah dalam kondisi pertumbuhan pesat.

Chief Executive Officer dan Founder Sirclo, Brian Marshal mengatakan, masih banyak pemain e-commrece lokal memiliki potensi tumbuh pesat apabila kita dukung dengan memaksimalkan potensi dan ekspansi bisnis mereka.

Baca Juga: Alibaba akan listing saham paperless pertama di Hong Kong senilai US$ 13,4 miliar

Hasil laporan menunjukkan investasi digital di Indonesia tumbuh 200% dari tahun ke tahun. “Kenaikan jumlah dan nilai investasi ini paling jelas terlihat pada sektor e-commerce, yang menyumbang 58% dari total nilai investasi keseluruhan di tahun 2018 atau sekitar US$3 miliar (Rp42 triliun), diikuti sektor transportasi sebesar 38%,” jelas Brian dalam keterangan resminya, Kamis (14/11).

Brian menjelaskan, pertumbuhan tersebut terjadi berkat unicorn e-commerce tanah air seperti Tokopedia dan Bukalapak yang berhasil menarik perhatian berbagai investor luar dan dalam negeri.

Misalnya, Tokopedia yang mengantongi investasi senilai US$1,1 miliar (Rp15,4 triliun) dari Alibaba di akhir tahun 2018 dan Bukalapak yang mendapat suntikan dana dari Mirae dan Naver Corp senilai US$50 juta (Rp700 miliar) di kuartal pertama tahun 2019.

Laporan tersebut memperkirakan penjualan ritel e-commerce Indonesia mencapai US$ 15 miliar atau sekitar Rp210,8 triliun pada 2018 dan akan meningkat lebih dari empat kali lipat pada tahun 2022 yakni menyentuh US$ 65 miliar atau Rp 913,6 triliun. Retail online yang hanya menyumbang 8% pada tahun 2018 diperkirakan akan menembus 24% tahun 2022.

Baca Juga: NextICorn 2019 kembali digelar, fintech masih menjadi primadona

Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut, Sirclo optimis perkembangan industri e-commerce di tanah air masih memiliki potensi besar. “Melihat data-data internal maupun eksternal, pertumbuhan e-commerce di Indonesia pada tahun 2019 masih sangat positif. Bahkan beberapa tahun mendatang, dapat berkembang menjadi 8 hingga 10 kali lipat,” tambah Brian.

Brian berharap, laporan e-commerce tersebut dapat memicu kerjasama yang lebih erat lagi antara penjual ritel, para pemain utama dalam ekosistem e-commerce, dan e-commerce enabler seperti Sirclo untuk mengakselerasikan pertumbuhan. Pasalnya, tidak mudah untuk mencapai angka proyeksi tersebut.



TERBARU

[X]
×