Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan produsen sepakat menjaga tingkatan produksi migas di 2021 mendatang.
Hal ini terungkap dalam kegiatan “1st CEO Forum 2020” yang dihadiri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), SKK Migas dan 98 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) produksi dan eksplorasi secara virtual pada Rabu (23/9).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, forum ini dilaksanakan sebagai wadah diskusi bersama pimpinan tertinggi KKKS untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan produksi.
Baca Juga: Operasional Sejumlah Proyek Migas Tertunda Beroperasi di Medio 2020
Selain itu juga sebagai upaya mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) ataupun pencapaian target produksi tahun 2021.
“Dari diskusi yang ada, KKKS antara lain meminta dukungan pada proses perizinan yang masif, juga percepatan komersialisasi agar pengembangan lapangan dapat segera dilakukan, dan transformasi yang dilakukan dengan cepat," kata Dwi dalam keterangan resmi, Rabu (23/9).
Dwi melanjutkan, untuk tahun depan SKK Migas bersama KKKS sepakat untuk menjaga agar produksi tidak mengalami penurunan. Ia pun memastikan pihaknya telah menerima masukan dari para KKKS dan permintaan tersebut akan diproses.
"Harapannya mulai awal 2021 semua kegiatan sudah bisa dilaksanakan sehingga target dapat tercapai," kata Dwi.
Sekadar informasi, pada tahun 2021, Pemerintah telah menetapkan target lifting minyak sebesar 705 ribu BOPD dan gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik (MMSCFD).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial meminta SKK Migas bersama KKKS untuk bekerja lebih keras mengingat saat ini kondisi masih belum kembali normal.
"SKK Migas dan KKKS perlu memiliki pandangan yang sama dan melakukan effort yang lebih besar untuk dapat menjalankan kegiatan operasional migas yang baik,” ujar Ego.
Baca Juga: Minta insentif dan ada badan khusus, ini usulan Kadin untuk RUU Energi Terbarukan
Ego menambahkan, pemerintah akan menjaga iklim investasi agar tetap kondusif. Ia merinci, upaya yang telah dilakukan yakni kebijakan pemberian insentif dalam kegiatan usaha hulu migas yang akan terus diupayakan.
“Dengan adanya insentif-insentif, kami berharap agar para KKKS dapat fokus kepada aktivitas operasional untuk mengisi gap guna mencapai target yang ditetapkan Pemerintah,” ujar Ego.
Kontraktor Kontrak Kerja Sama juga menyambut baik pelaksanaan CEO Forum 2020 yang menjadi sarana untuk berdiskusi dan mencari terobosan untuk merealisasikan target 2021 yang menjadi pondasi bagi pencapaian target jangka panjang 2030.
Chief Executive Officer ExxonMobil Cepu Ltd., Melanie Cook berharap acara semacam dapat dilakukan secara berkala sehingga kedua belah pihak dapat melihat perkembangan kemajuan kedua belah pihak dalam mencapai tujuan.
Baca Juga: Sejumlah proyek migas baru akan onstream di kuartal IV 2020
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman juga menyampaikan hal senada. “Pertamina memiliki tantangan decline yang tinggi karena mengelola mature asset. PHE telah mempersiapkan development well, workover, dan well service, termasuk lokasi, rig, dan kontrak-kontrak dengan lebih baik sehingga di awal tahun 2021 sudah bisa melakukan pekerjaan. Kami berharap kersama yang penuh, sehingga pelaksanaannya menjadi lancer,” katanya.
Sementara Presiden Premier Oil, Garry Selbie menyampaikan usaha peningkatan produksi akan menguntungkan negara karena multiplier effect dari usaha-usaha peningkatan produksi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News