kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

SKK Migas Klaim Jawa Timur Kelebihan Pasokan Gas


Kamis, 17 Juli 2025 / 16:14 WIB
SKK Migas Klaim Jawa Timur Kelebihan Pasokan Gas
ILUSTRASI. TRIBUNNEWS/HERUDIN. SKK Migas menyatakan wilayah Jawa Timur saat ini mengalami kelebihan pasokan gas dan belum dimanfaatkan secara optimal


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyatakan wilayah Jawa Timur saat ini mengalami kelebihan pasokan gas. Namun, kelebihan tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal lantaran masih terbatasnya infrastruktur distribusi gas ke wilayah lain.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, kondisi surplus pasokan gas terjadi sejak 2023 dan menjadi salah satu tantangan utama dalam pengelolaan gas nasional.

“Wilayah Jawa Timur mengalami surplus pasokan. Nah, namun di sisi lain ada wilayah yang surplus juga yang tadi mengalami kendala-kendala dari sisi belum adanya infrastruktur yang bisa mendeliver gas tersebut," kata Kurnia saat ditemui di Jakarta, Kamis (17/7).

Baca Juga: SKK Migas Catatkan Pengeboran Sumur Pengembangan Tembus 337 Sumur hingga Mei 2025

Kurnia menambahkan, pemerintah saat ini tengah menyelesaikan pembangunan jaringan pipa gas Cisem (Cirebon–Semarang) yang nantinya akan terhubung hingga ke Jawa Barat. Proyek ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengalirkan gas dari wilayah yang kelebihan pasokan ke wilayah defisit.

“Kami akan menunggu hingga final nanti,” kata dia.

Selain Jawa Timur, wilayah Natuna juga disebut mengalami kelebihan pasokan gas. Namun, pasar utama di wilayah tersebut, yakni Singapura, kini mulai mengurangi pembelian karena faktor harga.

“Karena kebetulan gas kita, gas pipa di Natuna tergolong dengan harga yang cukup mahal,” ungkap Kurnia.

Menurutnya, kondisi ini memperkuat urgensi pembangunan infrastruktur gas nasional. Tanpa sistem distribusi yang memadai, kelebihan pasokan di satu wilayah tidak bisa menjawab kekurangan di wilayah lain.

Baca Juga: Bos SKK Migas Tegaskan Zarubezhneft Tetap Lanjutkan Proyek Blok Tuna

Selanjutnya: AS Larang Kabel Bawah Laut Pakai Teknologi China, Waspadai Ancaman Spionase!

Menarik Dibaca: Dari Dokter hingga Influencer, Ini Tren Profesi Anak Versi AI Morinaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×