Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan investasi migas tahun 2019 sebesar US$ 14,79 miliar. Target ini ditetapkan setelah menilik realisasi sejumlah kegiatan hulu migas yang menunjukkan tren positif.
Berdasarkan data SKK Migas, hingga April 2019 telah ada 16 sumur eksplorasi dengan estimasi total investasi US$ 170 juta dan 80 sumur pengembangan. Sementara pada periode yang sama di tahun lalu ada sembilan sumur eksplorasi dan 82 sumur pengembangan.
Sementara untuk kegiatan eksploitasi berupa program kerja ulang sebanyak 241 sumur atau meningkat dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang berjumlah 166 sumur. eksploitasi well service sebanyak 11.021 sumur atau turun jauh dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 19.840 sumur.
SKK Migas mencatat kegiatan eksplorasi berupa survei seismik darat (2D) sepanjang 646 km, survei seismik 3D seluas 437 km2. Pada periode yang sama di tahun 2017 survei seismik 2D sepanjang 104 km dan survei seismik 3D seluas 1.541 km2.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, sejumlah terobosan yang dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantu aktivitas eksplorasi dan pengembangan hulu migas.
"Metode Komitmen Kerja Pasti (KKP) membuat aktivitas hulu lebih aktif, kita dapatkan US$ 2,16 miliar dari 24 Wilayah Kerja (WK)," ungkap Dwi, Rabu (8/5).
Pemerintah juga memperoleh keuntungan dari bonus tanda tangan (Signature Bonus/SB) sebesar US$ 836 juta dari 13 WK Eksploitasi. SB terbesar datang dari WK Rokan sebesar US$ 784 juta.
Lebih jauh Dwi menyebut ada 10 proyek yang ditargetkan onstream pada tahun 2019. Sejumlah proyek hulu migas ini memiliki besaran investasi sekitar US$ 888 juta.
Adapun sepuluh proyek ini antara lain; Seng Segat, Ario-Damar-Sriwijaya Phase 2, Suban Compression, YY, Bukit Tua Phase 3, Buntal 5, Bison iguana-Gajah Puteri, Temelat, Panen dan Kedung Keris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News