kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SKK Migas: Pandemi Covid-19 dan koreksi harga minyak ganggu kegiatan hulu migas


Kamis, 04 Juni 2020 / 18:40 WIB
SKK Migas: Pandemi Covid-19 dan koreksi harga minyak ganggu kegiatan hulu migas
ILUSTRASI. Kegiatan hulu migas terganggu pandemi Covid-19 dan anjloknya harga minyak


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut pandemi virus corona dan pelemahan harga minyak dunia cukup berdampak pada kegiatan jangka pendek dan menengah di sektor hulu migas.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, wabah corona yang disertai koreksi harga minyak global membuat aktivitas operasional di sektor hulu migas menurun.

Ia mengambil contoh pada penundaan aktivitas planned shutdown atau penghentian sementara fasilitas produksi migas di Lapangan Banyu Urip dan Tangguh, penundaan program kerja ulang dan perawatan sumur di Chevron Pacific Indonesia, Petrochina, dan OSES, serta penundaan kegiatan P&A sumur di Conoco Phillips.

Baca Juga: SKK Migas berharap permintaan insentif dalam menghadapi Covid-19 disetujui pemerintah

“Produktivitas tenaga kerja menurun. Hal yang sama terjadi pada kecepatan dalam proses persetujuan perizinan, engineering, konstruksi, hingga manufaktur,” ujar dia dalam diskusi virtual, Kamis (4/6).

Selain itu, pandemi virus corona dan penurunan harga minyak global juga mengurangi keekonomian lapangan migas.

Penurunan juga terjadi pada outlook lifting migas di tahun 2020. Dalam paparannya, Julius menyebut bahwa outlook lifting minyak nasional pasca harga minyak dunia rendah berada di level 705.000 BOPD, padahal target lifting minyak dalam APBN 2020 mencapai 755.000 BOPD. Adapun hingga akhir April lalu, lifting minyak nasional tercatat sebesar 710.000 BOPD.

Setali tiga uang, outlook lifting gas bumi nasional pasca harga minyak dunia rendah hanya mencapai 5.556 MMSCFD. Jumlah ini juga lebih rendah ketimbang target lifting gas bumi nasional di APBN 2020 sebesar 6.670 MMSCFD di tahun 2020, sedangkan di bulan April lalu lifting gas bumi nasional berada di level 5.779 MMSCFD.

Julius melanjutkan, wabah Corona juga berakibat pada potensi penundaan onstream proyek pengembangan gas bumi Merakes dari kuartal III-2020 menjadi kembali ke rencana awal POD pada kuartal I-2021. Proyek ini sendiri digarap oleh Eni East Sepinggan Ltd.

“Kondisi sekarang ini juga membuat pemanfaatan migas di dalam negeri menurun,” sambung dia.

Baca Juga: Catat, ini proyek hulu migas yang bakal rampung dalam waktu dekat

Selain karena permintaan dari konsumen menurun, kondisi tersebut juga terjadi lantaran pembeli meminta renegosiasi kontrak penyaluran.

Terlepas dari itu, Julius tidak merasa bahwa industri hulu migas sedang menghadapi senjakala. Peluang kebangkitan tetap ada mengingat harga minyak dunia yang rendah bisa menjadi kesempatan emas bagi para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk gencar melakukan eksplorasi migas.

“Biaya untuk keperluan eksplorasi lebih rendah karena sekarang harga minyak sedang turun. Hanya saja, masalahnya apakah para pekerja ini bisa melakukannya karena wabah Covid-19 sedang melanda,” ungkap dia.

Asal tahu saja, SKK Migas mencatat bahwa ada 128 cekungan migas yang tersebar di wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, baru 20 cekungan saja yang sudah masuk fase produksi.

SKK Migas pun telah menyiapkan sejumlah upaya dalam penanggulangan dampak virus corona dan penurunan harga minyak global terhadap industri hulu migas di dalam negeri.

Misalnya, berkoordinasi dengan KKKS terkait review rencana kerja tahun 2020. Kemudian, melakukan comprehensive assessment terkait opsi-opsi harga minyak untuk memperhitungkan keekonomian lapangan. SKK Migas juga mengevaluasi kembali penundaan planned shutdown.

Selain itu, SKK Migas berkoordinasi dengan stakeholder seperti Kemenkumham, Kemenlu, Kemenhub, dan Pemerintah Daerah terkait pengecualian mobilisasi barang dan personel selama masa pandemi Covid-19 untuk industri migas.

Baca Juga: Menteri ESDM: Penyesuaian harga gas diharapkan memberikan dampak positif bagi negara

SKK Migas juga mengajukan kepada Menteri ESDM terkait usulan pemberian paket stimulus kepada KKKS.

Lebih lanjut, SKK Migas telah meminta KKKS untuk melakukan renegosiasi kontrak-kontrak yang ada dalam rangka efisiensi biaya. KKKS juga diharapkan memaksimalkan tangki dan kapal untuk penyimpanan sementara.

Tak kalah penting, SKK Migas meminta adanya upaya antisipasi dari para pelaku usaha agar tidak terjadi PHK di industri hulu migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×