kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas: Produksi LNG hingga Semester I 2023 Capai 100 Standar Kargo


Rabu, 19 Juli 2023 / 06:57 WIB
SKK Migas: Produksi LNG hingga Semester I 2023 Capai 100 Standar Kargo
ILUSTRASI. Perwira Pertamina memeriksa LPG Production Booster System di Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur,


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatatkan realisasi produksi siap jual atau lifting gas alam cair (LNG) sampai dengan semester I 2023 mencapai 100 standar kargo.

“Perinciannya sebanyak 56,1 standar kargo dari Kilang LNG Tangguh dan 44,7 dari Kilang LNG Bontang. Adapun sebanyak 71,3% diekspor dan sisanya 30% kargo dimanfaatkan ke domestik,” jelas Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi di Gedung Wisma Mulia, Selasa (18/7).

Namun secara keseluruhan, penyaluran gas yakni gas melalui pipa dan LNG masih dominan dipasok ke dalam negeri. Kurnia menjelaskan lebih lanjut, penjualan gas melalui pipa dan LNG sebanyak 65% untuk domestik dan 35% diekspor.

Dia menegaskan, penyaluran gas hingga semester I 2023 ini mencerminkan pelaksanaan kebijakan pemerintah untuk mengutamakan penjualan gas ke dalam negeri.

Baca Juga: Permintaan LNG Blok Masela Laku Keras

Ke depannya, SKK Migas juga mulai memetakan pasokan gas untuk smelter yang saat ini sedang proses pembangunan.

Bahkan pihaknya dapat memastikan pasokan gas untuk smelter ini bisa dipenuhi dari sejumlah lapangan gas yang memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti di Tangguh Train III, Genting, IDD, Masela, dan lainnya.

Adapun dalam menghadapi kebijakan pemerintah yang akan melarang ekspor gas pada 2036 mendatang, Kurnia mengatakan, SKK Migas akan mendorong industri dalam negeri mengutilisasi gas bumi yang tersedia.

Dia melihat para investor di industri manufaktur mulai memberikan penekanan pentingnya memanfaatkan energi yang lebih ramah lingkungan dan energi baru di tengah tren transisi energi.  

Kurnia melihat sudah ada sejumlah industri potensial yang akan menyerap produksi gas dalam negeri, seperti pabrik pupuk urea di Papua, pabrik methanol di Bojonegoro, pabrik ammonia, dan lainnya.

“Ini yang didorong, investor tadi berinvestasi dengan mempertimbangkan ketersediaan pasokan gas di daerah itu dan mungkin harganya ya,” ujarnya.

Baca Juga: Realisasi Lifting Minyak dan Salur Gas pada Semester I Belum Capai Target

Lantas setelah permintaan dari industri hilir sudah tinggi, SKK Migas tentu juga mempertimbangkan keseimbangan di sisi hulu.

Pihaknya akan terus mendorong target investasi di hulu migas senilai US$ 15 miliar di sepanjang tahun ini.

“Jadi investasi tadi akan cukup menarik kalau tingkat pengembalian juga cukup baik,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×