kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

SKK Migas siap bentuk cluster migas demi efisiensi KKKS


Minggu, 08 September 2019 / 16:40 WIB
SKK Migas siap bentuk cluster migas demi efisiensi KKKS
ILUSTRASI. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

"Sedang ke arah sana (pembentukan cluster), kita tahu pengadaan rig susah jadi kita coba untuk yang konsorsium bagi yang sendiri-sendiri," sebut Shinta, Jumat (6/9). Namun, Shinta memastikan pembahasan ini masih berlangsung di lingkup SKK Migas dan belum disosialisasikan secara resmi kepada para KKKS.

Demi mengakomodir aturan clustering, SKK Migas nantinya berniat menuangkan hal tersebut dalam Pedoman Tata Kerja (PTK) SKK Migas ataupun melalui Surat Edaran. Sayangnya baik Dwi maupun Shinta belum bisa memastikan kapan aturan tersebut akan mulai diberlakukan.

Asal tahu saja, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat data produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi pada semester I-2019 mencapai 1.808.000 Barel Oil Equivalent Per Day (boepd).

Baca Juga: Begini jurus Pertamina Hulu Mahakam optimalkan produksi di wilayah kerja (WK) Mahakam

Jumlah tersebut setara dengan 90% dari target rata-rata harian yang tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Kepala Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher merinci, total lifting migas tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 752.000 barrel oils per day (bopd) atau 97% dari target APBN.

Sedangkan untuk lifting salur gas hingga paruh pertama tahun ini sebesar 5.913 million standard cubic feet per day (mmscfd) atau 86% dari target APBN.

"Secara umum decline rate saat ini secara alamiah rata-rata pada kisaran 15%-20% pada mayoritas lapangan mature di Indonesia," kata Wisnu saat dihubungi Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pertamina EP terapkan Tanjung Polymer Field Trial (TPFT)

Kendati demikian, Wisnu meyakinkan bahwa decline rate, khususnya untuk minyak akan dapat diminimalkan di bawah 5%. Hal itu dilakukan dengan pengembangan baru melalui pengeboran sumur baru, onstream proyek baru, dan pemeliharaan yang optimal.

Wisnu berharap, pada Semester II-2019, sejumlah lapangan akan mulai onstream. Yakni lapangan YY-ONWJ, Panen-Jabung, dan Kedung Keris-Cepu. "Itu akan memberikan tambahan produksi minyak secara total sekitar 10.000 bopd, mulai Kuartal IV 2019," jelas Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×