Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan ke sejumlah negara asal operator minyak dan gas bumi di tanah air, didapatkan sejumlah hasil terkait pengembangan blok migas.
Salah satunya adalah kunjungan Ignasius Jonan ke Tokyo, Jepang guna bertemu CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda pada 16 Mei dan 27 Mei 2019. Pada pertemuan 16 Mei, berhasil disepakati kerangka final Plan of Development (PoD) Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku.
Sementara dalam kunjungan kedua kali di 27 Mei, Kedua pihak berhasil mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, dimana pemerintah sekurangnya mendapat bagian 50%, adapun nilai investasi diperkirakan mencapai US$ 20 miliar.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi bilang hal ini menandakan makin kondusifnya iklim investasi di Indonesia. Menurutnya, paling tidak ada dua kesepakatan yakni kesepakatan PoD Masela dan skema bagi hasil 50%:50% yang jelas menguntungkan kedua belah pihak.
"Blok Masela dapat segera berproduksi setelah sekian lama tertunda sehingga bisa memberikan nilai tambah, termasuk multiplier effects bagi tumbuhan industri di sekitar Masela," jelas Fahmy dalam media statements, Selasa (28/5).
Sementara skema bagi hasil dianggap cukup realistis sebab sesuai dengan prinsip gross split dimana modal dan risiko sepenuhnya ditanggung oleh investor dimana dalam hal ini oleh Inpex Corporation "Lebih banyak menguntungkan bagi pemerintah," jelas Fahmy.
Baginya, kesepakatan tersebut juga membuat bagian keuntungan pemerintah relatif berkurang, tetapi itu menilik risiko di atas maka hal tersebut wajar dan tidak bukan menjadi sebuah masalah.
Apalagi pemerintah tidak lagi menanggung resiko dan pengeluaran investment expenditure (Inpex) maupun operatinal expenditures (Opex), semuanya menjadi tanggungan investor. "Kesepakatan ini akan membuktikan bahwa iklim investasi Migas di Indonesia semakin kondusif," tandas Fahmy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News