kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SKK Migas tetapkan EPC Muara Bakau


Rabu, 12 Februari 2014 / 11:59 WIB
SKK Migas tetapkan EPC Muara Bakau
ILUSTRASI. Tepung maizena (Dok/Tribunnews)


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah resmi menetapkan pemenang engineering, procurement, and construction (EPC) dalam pengembangan Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur. Nilai investasi pengembangan Blok Muara Bakau itu sebesar US$ 4,13 miliar.

Pengembangan Blok Muara Bakau yang dikelola Ente Nazionale Idocarburi (ENI) Indonesia Ltd ini terdiri dari Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East dengan total cadangan gas sebesar 450 juta kaki kubik per hari (mmscfd) pada produksi puncak di tahun 2017 mendatang.

Adapun pemenang tender EPC 1, yakni pembuatan dan instalasi barge Floating Production Unit (FPU), adalah Konsorsium PT Saipem Indonesia, PT Tripatra Engineers and Constructors, PT Chiyoda International Indonesia, dan Hyundai Heavy Industries Co. Ltd. Tender EPC 1 ini diikuti oleh 24 perusahaan.

Sedangkan EPC-2, yakni pembangunan fasilitas penerimaan di darat, jaringan pipa, dan peralatan pendukung lainnya, yang diikuti 18 perusahaan, dimenangkan oleh Konsorsium PT Technip Indonesia-Technip Geoproduction (M) Sdn. Bhd. Sedangkan  EPC-3 untuk pembangunan sistem produksi bawah laut, sistem pengendalian, dan peralatan pendukung, yang diikuti 18 perusahaan, dimenangkan oleh PT FMC Santana Petroleum Equipment Indonesia.

Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas, Johanes Widjonarko bilang, dengan terpilihnya para pemenang tender dari KKKS ini, pengembangan bisa langsung dimulai secepatnya. "Selain pengembangan lapangan gas, mereka juga sudah mulai pengeboran di offshore sebanyak 11 sumur dan pada 2017 harus berproduksi," katanya, Selasa (11/2).

Produksi sebesar 450 mmscfd bisa berlangsung selama enam tahun dan setelah itu produksi akan menurun secara alami dan dapat bertahan selama 14 tahun. Menurut Widjonarko, rencana pengembangan lapangan Jangkrik sudah disetujui sejak November 2011 dan PoD Jangkrik North East disetujui Januari 2013. Namun, dalam perjanjian PoD yang ditetapkan SKK Migas tersebut, alokasi gas dari Blok Muara Bakau ini hanya 30% untuk domestik, dan sisanya 70% untuk ekspor.

Meski demikian, SKK Migas akan mengusahakan agar alokasi bisa sampai 47%. "Dari pengembangan lapangan ini, negara bisa memperoleh pendapatan hingga US$ 5 miliar atau lebih dari Rp 50 triliun," tambah Widjonarko. Selama ini, gas yang diambil dari Blok Muara Bakau baru di perairan dangkal. Nah, dengan pengembangan ini, gas akan diambil di laut dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×