kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Smelter China di Indonesia Terancam Tutup, Moratorium Perlu Segera Dilakukan


Minggu, 23 Februari 2025 / 20:34 WIB
Smelter China di Indonesia Terancam Tutup, Moratorium Perlu Segera Dilakukan
ILUSTRASI. Area smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi ditutupnya salah satu smelter nikel terbesar di Indonesia milik PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah menurut Center of Economic and Law Studies (CELIOS) adalah pertanda agar Indonesia segera melakukan moratorium smelter nikel.

Sebelumnya dalam laporan Bloomberg, Kamis (21/02) PT GNU telah memangkas produksi hingga berpotensi tutup total, beberapa bulan setelah perusahaan induknya di China, Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd yang dikenal sebagai raksasa baja tahan karat, mengalami kebangkrutan.

"Berkaca dari fenomena pada PT GNI, ini menjadi pertanda adanya missmatch antara izin smelter yang terlalu mudah diberikan beberapa tahun terakhir, dengan kesiapan tata kelola dari sisi pasokan mineral," ungkap Direktur Celios, Bhima Yudistira, dalam keterangan tertulis, Minggu (23/02).

Ia menambahkan, negara produsen mineral kritis termasuk nikel seperti Indonesia harus menjalankan moratorium smelter untuk mengendalikan pasokan dan harga di pasar internasional.

"Momentum moratorium bisa dijadikan sebagai langkah evaluasi menyeluruh seluruh kebijakan di rantai pasok mineral kritis.” tambahnya.

Baca Juga: Smelter Nikel Senilai US$ 3 Miliar Pangkas Produksi, Ini Penyebabnya

Lebih lanjut Bhima mengatakan bahwa harga nikel misalnya yang terlalu rendah, industri tengah yang tidak dibangun (hollow in the middle), dan dampak lingkungan yang terlanjur berisiko tinggi menjadikan negara produsen kehilangan daya tawar dihadapan pembeli baik industri stainless steel dan kendaraan listrik.

“Penguatan kerjasama antar negara produsen mineral kritis harus memasukkan prinsip tata kelola, industrialisasi yang berkelanjutan dan pro terhadap standar lingkungan yang lebih ketat, termasuk tidak menambah jumlah PLTU batubara di kawasan industri.” katanya.

Upaya mengenai moratorium smelter nikel terutama yang berbasis teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) sebelumnya juga telah diungkap oleh Holding BUMN Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID) dengan alasan untuk mencegah keadaan oversupply dari produk turunan smelter RKEF seperti feronikel dan Nickel pig iron (NPI).

"Karena kalau oversupply seperti yang sudah terjadi pada ferronickel, harganya jatuh. Sekarang harga ferronickel itu hampir tidak bisa menutup biaya produksi," kata Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Rabu (4/12). 

Baca Juga: Berpotensi Tutup Smelter, AP3I Ungkap PT GNI Perlu Selesaikan Kewajiban ke Pekerja

Sebelumnya dalam catatan Kontan, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengakui bahwa smelter nikel di Indonesia didominasi oleh investasi dari asing.

"Smelter semuanya asing, kecuali Antam. Hampir 100% mayoritas masih asing. Bahkan Vale saja asing," ungkap Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey saat ditemui Kontan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (22/01).

Adapun, beberapa perusahaan asing yang memiliki smelter nikel di Indonesia di antaranya adalah sebagai berikut:

1. PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)
2. PT Weda Bay Industrial Park (IWIP)
3. PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI)
4. PT Gunbuster Nickel Industry (GNI)
5. PT Obsidian Stainless Steel
6. PT Huadi Nickel Alloy Indonesia
7. PT Wanxiang Nickel Indonesia
8. PT Huadi Wuzhou Nickel Industry
9. PT Sulawesi Mining Investment
10. PT Indonesia Tshingshan Stainless Steel. 

Baca Juga: Penambang Nikel Ungkap Efek Samping Jika Smelter PT GNI Tutup

Selanjutnya: Jasindo Syariah Proyeksikan Pasar Asuransi Syariah Masih Menjanjikan ke Depannya

Menarik Dibaca: Shopee Gelar Ramadan Competition Bagi Konten Kreator, Berhadiah THR Rp 10 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×