Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT SMR Utama Tbk (SMRU) tetap berupaya meningkatkan produktivitas di jasa pertambangan batubara sembari berharap kinerja keuangannya membaik di tahun ini.
Sekadar catatan, kinerja keuangan SMRU hingga kuartal tiga tahun lalu kurang memuaskan. Saat itu, pendapatan SMRU menyusut 4,66% (yoy) menjadi Rp 562,88 miliar. SMRU juga mengalami peningkatan rugi bersih sebesar 38,48% (yoy) menjadi Rp 100,26 miliar.
Sekretaris Perusahaan SMRU Ricky Kosasih menyampaikan, pihaknya berupaya menjaga produktivitas, baik pada alat-alat tambang maupun pekerja di area tambang. Ini dilakukan tanpa mengurangi aspek keselamatan bagi pekerja yang bersangkutan. “Kami juga efisiensi biaya di setiap bagian,” tutur dia, Kamis (9/1).
Baca Juga: Harga Batubara Acuan Menyusut di Januari 2020
SMRU belum berencana mengincar kontrak baru lagi di bidang jasa pertambangan pada tahun 2020. Sebelumnya, pertengahan tahun lalu SMRU memperoleh kontrak baru dari Berau Coal terkait jasa pertambangan dan penyewaan alat berat di area Sambarata, Kalimantan Timur.
Ricky belum bersedia memberikan proyeksi target pendapatan ataupun laba bersih SMRU pada tahun ini.
Namun, SMRU dipastikan akan meningkatkan kinerja operasionalnya. Emiten ini membidik volume overburden removal (OB) atau pengupasan lapisan tanah penutup sebesar 34 juta bank cubic meter (bcm) di tahun 2020. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang target OB di tahun lalu sebesar 30 juta bcm.
Sampai saat ini, SMRU belum menyampaikan data realisasi volume OB yang diraih. Jika dilihat per kuartal tiga tahun lalu, volume OB perusahaan justru turun 5,53% (yoy) menjadi 22,2 juta bcm.
Tak hanya itu, SMRU juga berharap mampu mencatatkan volume produksi batubara atau coal getting sebanyak 3,3 juta ton di tahun ini. Angka tersebut juga lebih tinggi dari proyeksi coal getting perusahaan di tahun lalu yakni di kisaran 2 juta-3 juta ton batubara.
Adapun hingga kuartal III 2019, realisasi volume coal getting SMRU meningkat 36,84% (yoy) menjadi 2,6 juta ton.
Untuk mengejar target-target tersebut, SMRU akan melanjutkan program peremajaan alat-alat berat supaya produktivitasnya terjaga. Tahun lalu, emiten ini sudah merealisasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk keperluan tersebut sekitar Rp 200 miliar.
Baca Juga: Infovesta: Penguatan saham batubara hanya sementara
Di tahun ini, capex SMRU untuk menjalankan rencana peremajaan alat berat meningkat menjadi sekitar Rp 230 miliar. “Sumber dana kami berasal dari kombinasi antara dana internal dan pinjaman lembaga keuangan,” kata Ricky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News