Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat dikabarkan terganggu oleh aksi premanisme oleh oknum organisasi kemasyarakatan (ormas). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun telah berkomunikasi dengan BYD mengenai gangguan tersebut.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengklaim telah mendapat kabar dari BYD bahwa pabrikan mobil listrik asal China ini bisa mengatasi gangguan dari oknum ormas tersebut. Faisol pun berharap gangguan serupa tidak lagi terulang.
"Sudah kami cek. Biasa, kami harapkan itu tidak terjadi lagi. Kami sudah komunikasi, dan BYD menyatakan bahwa mereka bisa atasi," kata Faisol saat ditemui wartawan di Kantor Kemenperin, Senin (28/4).
Baca Juga: Pembangunan Pabrik BYD di Subang Diganggu Ormas, Dedi Mulyadi: Itu Cerita Lama
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Eddy Soeparno mengatakan pembangunan pabrik BYD di Subang sempat diganggu ormas dan aksi premanisme. Hal itu disampaikannya ketika memenuhi undangan kunjungan ke pabrik BYD di Shenzhen, China.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ikhwan mengungkapkan pihaknya bakal mengkonfirmasi langsung kepada pihak BYD terkait gangguan ormas tersebut.
Nurul bilang, aksi premanisme bukan hanya mengganggu kenyamanan namun berdampak pada investasi di tanah air. Pasalnya, hal ini akan mencoreng citra Indonesia di mata investor.
Baca Juga: Pembangunan Pabrik BYD Diganggu Ormas, BKPM: Menarik Investasi Tidak Mudah
"Butuh pengertian dari banyak pihak bahwa ketika kita berada dalam situasi sekarang, menarik investasi tidak mudah, semua negara makin protektif bahkan Amerika yang negara sekaya itu dan punya teknologi yang bagus, masih punya proteksionisme yang luar biasa dalam menarik investasi masuk ke negaranya," ujar Nurul, Rabu (23/4).
Nurul mengungkapkan proses konstruksi pabrik sedang berjalan dan investor serius untuk membangun pabrik BYD. "Jangan sampai mereka (investor) keluar dari Indonesia, gagal membangun investasi, menutup lapangan pekerjaan bagi ribuan teman-teman kita yang harusnya bisa bekerja di sana," pungkasnya.
Baca Juga: Pembangunan Pabrik BYD di Subang Diganggu Ormas, BKPM Angkat Suara
Selanjutnya: OJK Perkirakan Asuransi Perjalanan Punya Prospek Cerah, Dipicu Hal Ini
Menarik Dibaca: CLEO Genjot Daur Ulang Sampah Plastik Melalui Program Cleo Ecobin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News