kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal penertiban predatory price, idEA: Jadi dilematis


Jumat, 05 Maret 2021 / 17:43 WIB
Soal penertiban predatory price, idEA: Jadi dilematis
ILUSTRASI. Belanja online.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana untuk menertibkan praktek Predatory Pricing. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) melihat, persoalan harga di e-commerce memang dilematis.

Ketua Umum idEA Bima Laga membeberkan bahwa potongan harga dan segala bentuknya mampu menarik minat pembeli sehingga mendorong cepatnya pertumbuhan ekonomi digital.

Hingga akhirnya, konsumen fokus mencari produk-produk dengan harga murah. Alhasil, produk pun  muncul dengan lebih berorientasi pada murah.

Baca Juga: Soal predatory price e-commerce yang akan ditertibkan Mendag, begini catatan YLKI

"Selama ini, mungkin, atas nama mendorong pertumbuhan ekonomi, hal ini jadi kurang diperhitungkan dampaknya. Jadi dilematis, karena saat ini kita sedang mendorong pemain baru untuk terus tumbuh," kata Bima kepada Kontan.co.id, Jum'at (5/3).

Jika aturan tersebut dikeluarkan saat ini, sambung Bima, maka akan jadi entry barrier untuk pemain baru. Menurutnya, perlu dipahami juga bagaimana platform memberi dukungan subsidi berupa diskon tersebut supaya ada penilaian dua arah.

Para platform biasanya memiliki kriteria merchant mereka yang layak didorong lewat subsidi cashback dan potongan harga tadi. "Saat ini, idEA dan seluruh member bahkan sedang fokus mendorong UMKM," ungkap Bima.

Platform akan mengutamakan pelaku usaha lokal yang jadi merchant mereka untuk disubsidi agar transaksinya meningkat, supaya produk sebuah merchant bisa laku. Mulai dari tampilan foto, pengemasan, hingga promosinya.

"Jika produk sudah sangat baik, maka sangat mungkin mendapat subsidi promo berupa cashback, potongan harga, atau gratis ongkos kirim," terang Bima.

Dia menekankan, formula aturannya harus dipikirkan bersama. Supaya  tidak menjadi penghalang tumbuhnya pemain baru yang akan mendorong ekonomi digital Indonesia semakin maju, tapi juga mengamankan usaha kecil supaya juga bisa bertumbuh.

"Jadi kami berharap bisa berkomunikasi dan duduk bersama pemerintah dan pihak terkait untuk benar-benar memetakan masalah dan mencari solusi yang paling tepat untuk pertumbuhan industri dan juga dampak positif bagi ekonomi," pungkas Bima.

Mengutip Kontan.co.id, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut bakal menciptakan pelaksanaan tertib niaga yang baik. Salah satu hal yang akan diselesaikan Kemendag yakni berkaitan dengan predatory pricing di e-commerce.

Menurut Lutfi, predatory pricing adalah sebuah langkah atau harga yang sengaja disiapkan untuk menghancurkan kompetisi. Menurutnya, hal ini merupakan sebuah langkah yang dilarang dalam azas-azas perdagangan lantaran tidak memberikan manfaat dan tidak memberikan kesetaraan.

Baca Juga: Produk elektronik banyak diburu masyarakat selama pandemi Covid-19

"Kemendag karena memang diamanatkan Undang-Undang akan membereskan masalah tersebut.  Mudah-mudahan kita akan membicarakan dan dalam waktu dekat kita akan atur dan memastikan pasar di Indonesia adalah seimbang, pasar yang jujur, adil dan pasar yang memberikan manfaat," ujar Lutfi dalam Konferensi Pers Pembukaan Rapat Kerja Kemendag 2021, Kamis (4/3).

Kata dia, Kemendag sudah menemukan indikasi predatory pricing di perdagangan digital, dan tengah mempelajari hal ini. Lutfi akan memastikan baik penjual dan pembeli di pasar Indonesia harus mengikuti peraturan yang berlaku.

"Kemendag adalah wasit dan regulatornya, kita akan menjamin bahwa pasar ini adalah pasar yang adil, menciptakan perdagangan yang bermanfaat, bukan hanya untuk penjual namun juga pembeli," sebut Lutfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×