kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Soal polemik larangan mudik, begini catatan Organda


Jumat, 09 April 2021 / 06:05 WIB
Soal polemik larangan mudik, begini catatan Organda


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

Terlebih saat ini, posisi pengusaha angkutan sangat kesulitan. Ateng memberikan gambaran, dalam kondisi normal sebelum pandemi keterisian penumpang saat masa mudik lebaran mencapai 100%. 

Bahkan, angkutan dalam trayek pun tak mampu menampung sehingga menggunakan armada bus pariwisata sebagai bantuan. Namun dalam kondisi saat ini, tingkat kapasitas angkutan dibatasi hanya 50%. Itu pun dengan tingkat rerata okupansi hanya 30%-40% saja. 

Dihubungi terpisah, Ketua Umum DPP Organda Andre Djokosoetono menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengusulkan agar transportasi publik tetap dapat berjalan dengan menerapkan prokes yang ketat. Termasuk dengan pengecekan dengan GeNose pada semua penumpang di terminal keberangkatan.

Namun jika pelarangan tetap diberlakukan, Organda meminta ada stimulus yang dapat diberikan langsung kepada operator yang terdampak. "Terutama bagi para awak kendaraan umum yang tidak mendapatkan penghasilan," ungkap Andre.

Baca Juga: Ini daftar yang dikecualikan dari larangan mudik

Managing Director PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) Dwi Rianta Soerbakti menyampaikan, larangan mudik kali ini ibarat tamparan untuk perusahaan otobus. Sebab dalam setahun terakhir, perusahaan bus sudah mengalami penurunan pendapatan yang sangat signifikan.

Dia memberikan gambaran, selama tahun 2020 lalu, sales LRNA turun 50%. Jika mudik tahun ini juga dilarang, maka kondisi sales belum bisa kembali seperti tahun-tahun sebelumnya, sehingga bakal berdampak signifikan bagi kinerja perusahaan.

"Kami berharap angkutan lebaran 2021 bisa sedikit membantu kami. Tapi kami tahu, keputusan dari pemerintah itu pasti untuk kebaikan. Diskusi diantara kami telah terjadi. Kami serahkan kepada Organda untuk berdiskusi  lebih lanjut dengan Kemenhub," ujar Dwi.

Dari moda transportasi udara, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra mengatakan bahwa pihaknya masih mempelajari aturan dari Kemenhub tersebut. Oleh sebab itu, dia belum bisa menentukan operasional Garuda menjelang lebaran nanti.

"Belum putus. Kami masih pelajari detailnya," kata Irfan.

Selanjutnya: Mudik dilarang, ini sanksi bagi angkutan darat yang lakukan perjalanan pada 6-17 Mei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×