Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya mewujudkan vaksinasi virus corona terus didorong. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta jiwa, maka pasokan sarana dan prasarana pendukung vaksinasi turut jadi perhatian.
Salah satu hal penting yang perlu disiapkan oleh Indonesia adalah soal penyediaan dan keamanan dari kemasan (vial) vaksin Covid-19 itu. Vial, merupakan suatu benda penampung cairan, bubuk dan tablet farmasi. Vial yang modern umumnya terbuat dari kaca dan plastik. Para ilmuwan juga menggunakan vial ini sebagai tempat penampungan sampel atau bahan penelitian.
Terkait itu, Balai Besar Keramik (BBK) Bandung yang merupakan salah satu satker di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan webinar bertema 'Aspek Keamanan Produk Kaca (Vial/Ampul) untuk Keperluan Medis', di Bandung, Senin (23 /11) kemarin.
Baca Juga: Pemerintah segera rampungkan RPP perizinan berusaha berbasis risiko
Kepala BBK Bandung Gunawan bilang ke depan pengujian vial ini akan masuk menjadi ruang lingkup pelayanan jasa teknis pengujian di laboratorium BBK. "Laboratorium uji vial/ampul ini merupakan salah satu dukungan BBK dalam pemberlakuan SNI wajib guna pengamanan pasar dalam negeri," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (24/11).
Sementara Kepala Divisi Produksi Farmasi PT Bio Farma Hikmat Alitamsar mengatakan BUMN pelat merah ini merupakan satu-satunya produsen vaksin dan antisera di Indonesia, sekaligus terbesar di Asia Tenggara. Dengan kepemilikan saham pemerintah 100%. Saat ini pihaknya tengah mengembangkan vial versi baru bernama pre-filled syringe di luar kemasan yang sudah ada.
Setiap vial yang diterima, sambungnya, harus memenuhi 4 syarat. Yaitu lulus uji kimia permukaan wadah kaca, pengukuran dimensi, pengujian mesin dan dokumentasi. Sementara pembersihan dilakukan melalui pencucian dan pembilasan botol vial dengan memakai kelas air yang sesuai untuk menghilangkan partikel asing dan bahan kimia lainnya.
Bilasan air pertama dapat menggunakan purifield water dan bilasan terakhir harus menggunakan water for injection (WFI). Sedangkan pengeringan dilakukan memakai udara yang steril.
Dia bilang vaksin Bio Farma telah dipakai di 130 negara di dunia, atau 2/3 kebutuhan vaksin Polio dunia dipenuhi oleh Bio Farma. Di samping itu, Indonesia melalui Bio Farma menjadi negara termaju dalam hal pengembangan vaksin di antara 57 negara anggota OKI lainnya. "Sudah banyak produk vaksin Bio Farma yang lulus pre kualifikasi WHO," ungkap Hikmat.
Baca Juga: Kemenparekraf gelar ajang bangga buatan Indonesia
Di sisi lain, Kasubdit Pengawasan Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus BPOM Dwiana Andayani menambahkan, BPOM selalu melakukan pengawalan terhadap berbagai macam obat yang beredar di masyarakat, agar memenuhi persyaratan sesuai khasiat. Keamanan dan mutu obat. Sehingga memberikan perlindungan bagi konsumen.
Sebab, penerapan cara pembuatan obat yang baik secara konsisten dan pemenuhan terhadap standar serta persyaratan akan menghasilkan produk yang berkualitas dan meningkatkan daya saing di pasar lokal maupun global. "Kami melihat, khasiat, keamanan dan mutu produk obat sangat dipengaruhi oleh proses produksi dan didukung spesifikasi bahan kemasan yang sesuai dengan persyaratan produk," urainya.
Selanjutnya: Menko PMK: Libur cuti bersama pada akhir tahun Ini akan dibahas di tingkat menteri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News