Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), subholding gas PT Pertamina (Persero), belum mengambil keputusan final soal rencana impor liquefied natural gas (LNG) di tengah ancaman defisit pasokan gas nasional.
Direktur Utama PGN Arief S. Handoko menegaskan, perusahaan tidak serta merta mendorong impor LNG sebagai solusi utama. Menurut dia, prioritas tetap diberikan pada optimalisasi pasokan gas dari dalam negeri.
“Saya enggak purely push harus impor-impor. Tapi saya mencoba mendapatkan LNG yang diproduksi dari domestik dulu. Itu dulu saja dulu ya,” kata Arief ditemui di Jakarta, Kamis (17/7).
Arief bilang Pertamina sebagai induk usaha PGN memiliki portofolio LNG dari luar negeri, termasuk dari Amerika Serikat. Namun, pasokan tersebut akan tetap dioptimalkan untuk kebutuhan domestik terlebih dahulu sebelum opsi impor dipilih.
Baca Juga: Intip Jadwal Lengkap Pembayaran Dividen Tunai PGN (PGAS)
“Nah itu nanti akan di inovasi ke PGN. Nah, saya berharap sih apa yang kita punya itu, kita bisa pakai di dalam. Saya enggak melulu harus izin import, harus import nanti saya menyalahi apa yang sudah jadi kebijakan ESDM,” tegasnya.
Sebelumnya, PGN memproyeksikan defisit pasokan gas akan meluas di sejumlah wilayah mulai 2025 hingga 2035. Penurunan pasokan ini terjadi akibat menurunnya produksi dari sejumlah wilayah kerja migas tua tanpa diimbangi oleh temuan cadangan gas baru yang signifikan.
Direktur Utama PGN Arief S. Handoko mengatakan, defisit gas bumi akan mulai dirasakan di wilayah Jawa Barat dan Sumatra bagian utara mulai tahun depan. Kekurangan pasokan diperkirakan makin dalam pada 2028, khususnya di Sumatra Utara.
“Kalau kita lihat dari 2025 sampai 2035, cenderung terjadi short gas di Sumatra bagian utara dan tengah ini turun sejak 2028. Jadi kalau kita lihat sejak 2028 ke 2035 shortage sampai ke 96 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd),” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Senin (28/4).
Tidak hanya itu, Arief bilang kekurangan pasokan gas bumi juga akan menjalar ke wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa bagian barat, dan Provinsi Lampung mulai 2035. Secara keseluruhan, PGN memperkirakan neraca gas nasional akan mengalami defisit yang terus meningkat hingga mencapai 513 MMscfd pada akhir 2035.
"Profil gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita, dari 2025 sampai ke 2035 shortage-nya semakin membesar sampai minus 513 MMscfd," ujarnya.
Penyebab utama kondisi ini, menurut Arief, adalah menurunnya produksi dari lapangan-lapangan migas eksisting akibat penurunan alami (natural decline), sementara belum ada cadangan baru yang bisa menambal kekurangan tersebut secara signifikan.
“Ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” jelas Arief.
Selanjutnya: Promo Ichiban Sushi Paket Happy Holiday: Paket Ramen/Sushi Hemat, Free Tumbler Lucu
Menarik Dibaca: Promo Ichiban Sushi Paket Happy Holiday: Paket Ramen/Sushi Hemat, Free Tumbler Lucu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News