Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) ke level 5,25% berpotensi menjadi dorongan untuk pasar otomotif yang lesu sejak awal tahun. Namun, ekonomi makro tetap memainkan peran utama dalam arah kinerja sektor ini.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara membeberkan, ketika BI rate dipangkas pertama kali pada akhir bulan Mei 2025 lalu, penjualan mobil national tak serta merta terkerek naik.
Dari data penjualan mobil semester I-2025 Gaikindo, terlihat pada bulan Juni malah terjadi penurunan penjualan di wholesales sebesar 4,70% secara bulanan. Sementara di retail, pertumbuhannya sangat tipis yakni 0,55% secara bulanan.
“Dampak penurunan BI rate ke penjualan masih relatif, memang tetap tergantung kondisi makro. Saat ini masih banyak masalah, dari ekonomi, geopolitik, dan sebagainya. Kemarin juga daya beli kelas menengah turun, itu sangat berpengaruh karena mereka jadi banyak pertimbangan untuk belanja,” papar
Baca Juga: OJK Restui Bank SMBC jadi Induk Konglomerasi SMBC di Indonesia
Meski begitu, pemangkasan BI rate tetap diharapkan jadi momentum positif bagi kinerja sektor otomotif. Pasalnya, Kukuh bilang sekitar 80% konsumen mobil melakukan pembelian melalui lembaga keuangan, entah itu bank atau lembaga pinjaman. Nah, suku bunga rendah yang bisa mendorong turun nominal cicilan kredit bisa saja menarik minat pasar ini.
Lebih rinci, Kukuh bilang pasar ini biasanya menyasar mobil di rentang harga Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Nah, mobil-mobil di level harga inilah yang berpotensi mendapat dampak positif dari pemangkasan suku bunga.
Namun secara keseluruhan, Kukuh tak menampik masih ada risiko proyeksi penjualan mobil di tahun 2025 tak tercapai. Untuk diketahui, tahun ini Gaikindo memasang proyeksi penjualan mobil di level 850.000 hingga 900.000 unit.
“Kalau kemudian kondisi makro tidak segera membaik, penjualan bisa turun di kisaran 800.000 unit,” katanya.
Secara historis, Kukuh bilang sektor otomotif memang kerap mengalami fluktuasi seiring ketidakpastian kondisi ekonomi global. Dus, Kukuh menilai upaya-upaya mandiri produsen mobil, seperti menambah inovasi pada produk ataupun meningkatkan marketing, tetap tak akan banyak berdampak positif jika daya beli konsumen masih dalam tren penurunan.
Baca Juga: MSIG Life Luncurkan SECURE, Produk Asuransi Kritis dengan Manfaat hingga 190%
Selanjutnya: Cermati Rekomendasi Saham Berikut, IHSG Diramal Lanjut Menguat pada Jumat (18/7)
Menarik Dibaca: Jawab Kebutuhan Wanita, Kérastase Luncurkan Produk Perawatan Rambut Gloss Absolu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News