Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah. Perusahaan setrum plat merah itu berencana untuk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III PLN Tahap VI senilai Rp 4,8 triliun dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III PLN Tahap VI senilai Rp 115,5 miliar.
Executive Vice President Keuangan PLN Sulistyo Biantoro mengungkapkan, dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan sukuk itu akan digunakan untuk memenuhi belanja modal alias capital expenditure (capex). "(Dana dari obligasi dan sukuk) utamanya untuk mendanai capex PLN di 2020," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (31/1).
Baca Juga: Sepanjang tahun ini PLN menargetkan dapat membangun 168 SPKLU di Indonesia
Menurut Sulistyo, alokasi capex PLN untuk tahun ini lebih mini dibandingkan tahun lalu. Jika pada tahun lalu anggaran dan realisasi capex berada di kisaran Rp 90 triliun, pada tahun ini PLN menganggarkan dana sekitar Rp 80 triliun.
Penurunan ini, kata Sulistyo, terjadi lantaran PLN menyesuaikan program pembangunan berdasarkan prioritas dan kebutuhan. Terutama yang menyangkut infrastruktur kelistrikan PLN, seperti jaringan transmisi dan distribusi serta pembangkit.
"(Capex) sekitar Rp 80 triliun, turun dibanding tahun lalu. Kita cari (proyek) yang prioritas dulu, menyesuaikan dengan realisasi kebutuhan," ungkapnya.
Selain untuk menunjang capex, sambung Sulistyo, penerbitan obligasi dan sukuk ini juga untuk memperbanyak porsi pendanaan PLN yang berasal dari rupiah (IDR) secara jangka panjang. "Supaya cocok dengan pola pembangunan dan operasi aset kelistrikan," imbuhnya.
Baca Juga: Ini yang dilakukan Ditjen Pajak dan PLN untuk mendongkrak penerimaan pajak