Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk mencatatkan kenaikan pendapatan sepanjang tahun 2019. Pendapatan perusahaan dengan kode emiten SMCB itu bertumbuh 6,55% sepanjang tahun, menjadi Rp 11,06 triliun dari sebelumnya Rp 10,38 triliun.
Pendapatan Semen Bangun Indonesia (SBI) sebagian mayoritas dari semen yakni sebesar Rp 9,62 triliun atau setara 86,98% dari total pendapatan. Asal tahu saja pendapatan dari semen bertumbuh 10,57% menjadi Rp 9,62 triliun dari sebelumnya Rp 8,70 triliun.
Direktur Solusi Bangun Indonesia Agung Wiharto mengatakan peningkatan pendapatan sepanjang tahun 2019 merupakan didorong oleh sinergi SBI dengan Semen Indonesia (SI).
Baca Juga: Penjualan Semen Indonesia Group (SMGR) per Januari 2020 mencapai 3,35 juta ton
"Sinergi marketing, sinergi program sales dengan Semen Indonesia membuat profil SMCB lebih baik," kata Agung kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3). Hal tersebut mendorong SMCB bisa mencatatkan keuntungan setelah sebelumnya merugi cukup dalam.
Asal tahu saja, SMCB mengantongi laba bersih Rp 499,05 miliar sepanjang tahun 2019. Angka ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang merugi hingga Rp 827,98 miliar.
Selain ditopang oleh pendapatan yang meningkat, laba bersih juga didongkrak oleh penurunan beban. Misalnya, penurunan beban pokok pendapatan sebesar 6,41% menjadi Rp 8,17 triliun. Penurunan ini mengerek laba kotornya 75,61% menjadi Rp 2,88 triliun.
Tidak hanya beban pokok pendapatan yang ditekan, penurunan beban juga dialami di pos distribusi dan penjualan hingga 15,05% menjadi Rp 1,05 triliun. Efisisensi pada beban-beban tersebut mampu mengimbangi kenaikan beban keuangan yang naik 15,58% menjadi Rp 842,37 miliar.
Ke depan, perusahaan di bawah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) itu belum memiliki rencana untuk melakukan ekspansi. Saat ini kondisi keuangan SMCB masih berat karena menanggung utang yang cukup besar.
Baca Juga: Penjualan Semen Indonesia Group (SMGR) mencapai 42,61 juta ton tahun lalu
Oleh karenanya, tahun ini SMCB tidak mengalokasikan capital expenditure (capex) atau alokasi belanja modal. "Ekspansi tidak ada, kami fokus sinergi untuk efisiensi," kata Agung lagi.
Ia menambahkan, langkah ekspansi akan maksimal jika dilakukan di tengah kondisi pasar semen bertumbuh dan persaingan pemain kurang ketat. Padahal yang terjadi saat ini, pasar semen stagnan, sementara persaingan pemain semen masih ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News