Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Tunas Pratama Tbk menargetkan penambahan 500 menara base transceiver station (BTS) pada tahun ini. Kalau target terpenuhi, mereka bakal mengoperasikan total 7.400 menara BTS.
Solusi Tunas Pratama kini memiliki 6.900 menara BTS. Ribuan infrastruktur telekomunikasi itu tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.
Hanya saja, Solusi Tunas Pratama belum belum bersedia mengungkapkan alokasi dana belanja modal atau capital expenditure(capex) untuk menambah menara BTS di tahun ini. "Capex tersedia sesuai kebutuhan. Tergantung juga dari demand operator," jelas Eko Abdurrahman Saleh, Direktur Independen PT Solusi Tunas Pratama Tbk di Jakarta, Kamis (25/1).
Sebagai gambaran saja, pembangunan satu menara BTS konvensional menelan anggaran sekitar Rp 1 miliar. Biaya itu sudah termasuk sewa lahan. Kalau untuk menara berukuran lebih kecil, biaya investasinya sekitar 70%-80% dari biaya investasi menara konvensional.
Yang terang, Solusi Tunas Pratama membuka peluang yang sama untuk ekspansi organik maupun non organik. Perusahaan berkode saham SUPR di Bursa Efek Indonesia tersebut bisa saja membangun menara BTS baru maupun mengakuisisi menara BTS perusahaan lain.
Sekadar kilas balik, Solusi Tunas Pratama pernah melakukan akuisisi menara BTS gede-gedean pada 30 September 2014. Mereka membeli 3.500 menara BTS dari PT XL Axiata Tbk dengan nilai transaksi Rp 5,6 triliun. Transaksi tersebut juga memuat kesepakatan untuk menyewakan kembali ribuan menara BTS tadi kepada XL Axiata mulai 23 Desember 2014.
Adapun penjualan menara BTS XL Axiata adalah buntut dari aksi merger dengan PT Axis Telekom Indonesia pada 8 April 2014. Mulai saat itu, XL Axiata mengambil alih semua hak, kepemilikan dan kewajiban perjanjian sites yang disewakan.
Maka tak heran kalau sampai 30 September 2017, XL Axiata menjadi pelanggan terbesar hingga Rp 596,75 miliar. Kalau dihitung, kontribusinya sekitar 41,38% terhadap Rp 1,44 triliun total pendapatan Solusi Tunai Pratama.
Kontrak baru
Solusi Tunas Pratama yakin, rencana penambahan 500 menara BTS bakal terealisasi. Sebab, mereka mengaku sudah menggenggam beberapa kontrak baru terkait penggunaan tambahan menara itu. "Kontraknya mix, tetapi yang paling banyak dari Telkomsel," ungkap Eko.
Karena sebagian rencana ekspansi menara BTS sudah berbundel dengan kontrak baru, ada kemungkinan ekspansi menara tahun ini bakal lebih banyak lagi.
Kalau permintaan sewa menara dari operator telekomunikasi tahun ini meningkat signifikan, Manajemen Solusi Tunas Pratama mengatakan bisa menambah menara BTS lebih dari target awal yang sudah dicanangkan.
Sambil mengawal penambahan menara BTS yang bary, Solusi Tunas Pratama akan memperkuat bisnis menara BTS yang sudah beroperasi. Tanpa menyebutkan besaran, mereka ingin meningkatkan rasio kolokasi atau tenancy ratio.
Solusi Tunas Pratama juga berniat memperkuat infrastruktur telekomunikasi selain menara BTS. "Kami mulai ekspansi ke serat optik, microcell dan semua kebutuhan infrastruktur," kata Eko.
Informasi saja, pada 24 Juni 2016 lalu, Solusi Tunas Pratama dan anak perusahaan yakni PT Platinum Teknologi mengakuisisi 100% saham PT Broadband Wahana Asia dari pihak ketiga. Dalam catatan KONTAN, Platium menjalankan bisnis serat optik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News