kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SPBU ExxonMobil hanya ingin jual bensin khusus sepeda motor


Sabtu, 27 Juli 2019 / 10:00 WIB
SPBU ExxonMobil hanya ingin jual bensin khusus sepeda motor


Reporter: Azis Husaini, Elisabeth Adventa | Editor: Azis Husaini

“Sistem kemitraan ini kami pakai skema bagi hasil antara perusahaan dan mitra. Dari yang sudah berjalan, ROI-nya (Return Of Investment) kurang dari 2 tahun,” pungkas Willianto.

Konsultan bisnis, waralaba dan kemitraan dari Proverb Consulting, Erwin Halim berpendapat bahwa SPBU mini ExxonMobil menyasar pasar menengah ke bawah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa pinggiran kota yang menjadi sasarannya. Masuk ke daerah yang jauh dari jangkauan SPBU komersil menurutnya merupakan point plus marketing dari ExxonMobil.

“ExxonMobil ini menyasar daerah yang bisa dibilang langka dari pasokan bahan bakar. Jadi meskipun harga per liter BBMnya cukup tinggi dan menyasar masyarakat menengah bawah, tidak menjadi masalah karena mereka main di kelangkaan,” jelas Erwin pada KONTAN, Rabu (10/7).

Ia lanjut menjelaskan jika bisnis SPBU mini ini punya peluang bagus karena menjadi satu-satunya SPBU yang ada di daerah pinggiran kota. Meskipun di beberapa daerah tersebut akan ada pelaku usaha bensin eceran, masyarakat cenderung memilih SPBU mini ExxonMobil karena kualitasnya lebih terukur dan terpercaya.

Baca Juga: ExxonMobil tawarkan kemitraan SPBU Mini mulai Rp 100 juta-an

“Masyarakat menengah bawah sebenarnya lebih konsumtif, termasuk urusan bensin. Dibandingkan bensin eceran, masyarakat akan lebih percaya yang punya merk dan sistem,” kata Erwin.

Lalu, Erwin menilai sistem bagi hasil yang diterapkan perusahaan bisa meminimalisir resiko mitra. Dengan sistem ini, mitra akan terjamin dari segi pasokan BBM, sparepart serta kebutuhan SPBU lainnya. Karena jika pasokan tidak ada, otomatis tidak akan ada hasil yang akan dibagi. “Perkiraan saya untuk balik modal keseluruhan sepertinya lebih dari dua tahun,” ujarmya.

Bicara soal tantangan, menurut Erwin, kemitraan SPBU mini ini biasanya terkendala pada pemilihan lokasi. “Pemilihan lokasi ini biasanya ada calon mitra asal punya tempat lalu dimanfaatkan. Padahal seharusnya pemilihan lokasi ini harus sesuai dengan target marketnya. Mitra butuh dukungan penuh dari pusat soal pemilihan lokasi,” pungkasnya.

 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×