Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman tbk (SRIL) berencana mengajukan keringanan pajak (tax allowance) untuk investasi ekspansi pabrik yang mereka lakukan. Perusahaan yang biasa disebut Sritex itu menanti dibuatnya petunjuk pelaksanaan (jutlak) yang mengatur pengajuan tax allowance tersebut.
Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama Sritex mengatakan pihaknya ingin mengajukan tax allowance. "Oh iya kami ingin mengajukan tax allowance untuk ekspansi pabrik kami," ujar Iwan ditemui wartawan usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Senin (29/6).
Namun saat ini pihaknya tengah menanti munculnya jutlak yang mengatur soal pengajuan tax allowance itu. "Kami belum mengajukan. Masih menunggu jutlaknya," ujar Iwan.
Perusahaan berencana meminta tax allowance dari investasi mereka untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik mereka. Perusahaan menginvestasikan belanja modal selama tiga tahun total sebesar US$ 245 juta untuk ekspansi pabrik. Rinciannya, 2014 nilai investasinya US$ 55 juta, tahun ini US$ 104 juta dan tahun depan US$ 86 juta.
Untuk diketahui saat ini perusahaan memiliki 3 pabrik, satu pabrik di Semarang dan 2 pabrik di Sukoharjo. Pabrik di Semarang memiliki luas 18 hektar, sedangkan pabrik Sritex 1 di Sukoharjo memiliki luas 42 hektar dan Sritex 2 di Sukoharjo memiliki luas 19 hektar.
Saat ini Sritex memiliki 4 lini produksi dan penjualan. Yang pertama pemintalan (spinning) dengan barang jadi benang dengan kapasitas 566.000 bales per tahun, dengan tingkat utilitas 90%. Yang kedua adalah lini produksi penenunan (weaving) untuk bahan jadi kain mentah dengan kapasitas 120 juta meter per tahun dengan tingkat utilitas 92%.
Semakin ke hilir, lini produksi yang ketiga adalah finishing untuk bahan jadi dyed fabric dengan kapasitas 120 juta yard per tahun, dengan tingkat utilitas 94%. Lalu lini usaha yang keempat, adalah garmen, dengan kapasitas produksi 14 juta potong per tahun dengan utilitas 100%
Pada 2016 saat ekspansi pabrik diperkirakan rampung, akan terjadi peningkatan di keempat lini produksi perusahaan. Lini produksi Spinning bakal meningkat menjadi 654.000 bales per tahun, weaving meningkat menjadi 180 juta meter per tahun. Sementara itu lini produksi finishing bertambah menjadi 240 juta yard per tahun. Adapun produksi garmen meningkat menjadi 30 juta potong per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News