Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. National Aviation Management Flying School (NAM) milik PT Sriwijaya Air berencana menambah lima pesawat latih untuk melengkapi koleksi dua pesawat latih Piper Warrior III yang sudah dimilikinya.
Pien Astuti Rahayu, penanggung jawab sekolah yang berlokasi di Kota Pangkalpinang-Bangka Belitung menyebut penambahan pesawat latih itu merupakan program perusahaan dalam waktu lima tahun ke depan.
"Kami berencana menambah lagi Piper warrior III untuk pesawat single engine dan Piper Seneca untuk pesawat multi engine," kata Pien melalui pesan singkat, Selasa (14/9).
NAM membuka kelas pertamanya bagi 20 calon pilot sejak 4 Juni 2010 lalu, usai mengantongi Air Operator Certificate (AOC) dari Kemhub pada 23 Mei 2010.
Kelas angkatan pertama menerima pendidikan selama 12 bulan dengan total jam terbang sebanyak 150 jam terbang. Dengan biaya sekitar US$ 50.000, siswa bisa belajar sampai lulus dan mendapat sertifikat Commercial Pilot Licence (CPL) Instrument Rating.
Fasilitas latihan terbang NAM sendiri terletak di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang. Sementara, pemberian ground theory dilakukan di kantor operasi NAM di Kabupaten Bangka Tengah. Dengan fasilitas simulator room, CBT room, perpustakaan dan ruang pre/post flight briefing plus fasilitas internet dan pemondokan bagi siswa penerbang.
Selain memiliki pesawat latih, NAM juga dilengkapi dengan simulator pesawat Boeing 737-200, 300, 400, 500 serta seri 800 NG yang ditempatkan di M1 Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.
Sementara, Presiden Direktur PT Metro Batavia (Batavia Air) Yudiawan Tansari memastikan perusahaannya akan menambah empat Cessna 172 tahun ini untuk keperluan sekolah pilot afiliasinya Aero Flyer Institute (AFI).
"Saat ini kami punya delapan pesawat latih terdiri dari tipe Cessna 150 dan Cessna 172. Tahun ini kami mau menambah empat lagi Cessna 172," ujarnya. Yudiawan menaksir harga satu unit pesawat latih sekitar US$ 60.000.
"Kami datangkan pesawat bekas saja, tetapi yang bagus kondisinya. Saat ini kami sudah mengajukan permohonan pembebasan pajak pesawat latih itu ke Kementerian Perhubungan," pungkas Yudiawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News