Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JaKARTA. Di tengah kabar industri penerbangan yang tengah muram tahun ini, Sriwijaya Air mengaku mulai mencatatkan pendapatan dalam dollar Amerika Serikat (AS). Sumber pendapatan dollar itu berasa dari pengoperasian rute internasional.
Rute internasional yang dimaksud dari dan ke China, meliputi Denpasar–Hangzhou, Denpasar–Ningbo dan Denpasar–Nangking. "Dengan mengoperasikan dua hingga tiga pesawat ke China, kami sudah bisa mengantongi 15% pendapatan dalam bentuk dollar," ungkap Toto Nursatyo, Direktur Operasional Sriwijaya Air, Selasa (8/7).
Sebagai industri yang dekat dengan kebutuhan dollar AS, misalnya untuk membeli avtur, pendapatan dalam bentuk dollar tentu menguntungkan Sriwijaya. Tak heran, jika maskapai penerbangan ini ngebet bisa mengerek porsi pendapatan denominasi dollar AS sebesar 30% tahun ini.
Demi mendukung target, Sriwijaya Air akan menambah dua unit armada pesawat baru dan menambah rute di tiga negara.
Pertama, menambah empat rute dari dan ke China. Tepatnya hari ini, Sriwijaya Air membuka rute Denpasar–Chongqing dan Denpasar–Changsha. Lantas, pada Agustus nanti, akan dibuka rute Denpasar–Shihmen dan Denpasar–Zhengchou.
Sriwijaya Air mengaku mendapatkan respon menggembirakan dari mengoperasikan rute Negeri Panda sebelumnya. Maskapai penerbangan ini mengklaim load factor Denpasar–China lebih dari 95%. "Di sana kan ada program pemerintah yang memberi tunjangan penduduknya setiap tahun harus ke luar negeri. Nah ini opportunity bagi kami," beber Toto.
Pilihan Denpasar juga bukan tanpa pertimbangan. Dalam analisis Sriwijaya Air, Denpasar berada di tengah Indonesia, berpotensi menjadi penghubung kota lain.
Para wisatawan China ini rupanya juga bertandang ke Yogyakarta. Dus, perusahaan ini juga tengah mempertimbangkan membuka rute Yogyakarta–China pada tahun depan.
Pendapatan naik 15%
Langkah kedua, membuka tiga rute ke Malaysia yakni Medan–Ipoh, Medan–Trengganu dan Medan–Penang.
Ketiga, membuka rute di Bangladesh dengan rute Medan–Dhaka.
Rute Siriwijaya menuju Malaysia dan Bangladesh tersebut menyasar para pekerja yang berasal dari kedua negara tersebut. "Kami memperkirakan akan ada sekitar 10%-15% penduduk Bangladesh yang berwisata ke Medan," ujar Toto.
Meski sedang gencar mengejar pendapatan dollar AS, Sriwijaya Air tak lupa meningkatkan kinerja penerbangan domestik. Pilihan maskapai penerbangan ini adalah membidik kawasan Indonesia Timur. Hanya, ekspansi ini akan menjadi tanggung jawab sang anak perusahaan, Nam Air. Maskapai yang baru beroperasi tahun lalu ini bakal menambah tiga armada baru.
Rute baru tersebut berada di Bali dan Nusa Tenggara seperti Labuan Bajo, Ende dan Bima. "Kami menargetkan dari tujuh rute saat ini bisa bertambah menjadi dua kali lipat akhir tahun nanti," ujar Hasudungan Pandiangan, Direktur Komersial Nam Air.
Sebagai gambaran, kinerja Sriwijaya Air sepanjang semester I 2014 ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 15% dari periode yang sama tahun lalu. Kata Toto, ini adalah imbas restrukturisasi mengempiskan pos beban pengeluaran di neraca Sriwijaya.
Namun, kemampuan mencetak cuan tak diimbangi capaian pengangkutan. Di 2013 kemarin Sriwijaya mengangkut 8,9 juta penumpang tetapi hingga tengah tahun ini cuma berhasil mengangkut 3,9 juta penumpang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News