kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sriwijaya Air: Presiden baru harus jaga tarif keekonomian dan safety


Rabu, 17 April 2019 / 20:07 WIB
Sriwijaya Air: Presiden baru harus jaga tarif keekonomian dan safety


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Maskapai penerbangan Sriwijaya Air berharap Presiden baru yang terpilih diharapkan bisa menjaga tarif keekonomian di industri penerbangan.

Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Saul mengapresiasi aturan tarif batas atas dan tarif batas bawah yang sekarang sudah cukup bagus. "Adanya kenaikan TBB dari 30% jadi 35% dari TBA itu positif," katanya kepada Kontan.co.id pada Rabu (17/4).

Joseph berharap agar ke depan Presiden baru bisa mendorong industri penerbangan agar bisa berkompetisi lebih sehat. Selain itu, pemerintah juga dituntut untuk tetap menjaga keamanan atau safety di industri penerbangan. "Kalau bisa perhubungan darat dan laut juga," tambahnya.

Soal infrastruktur bandara, Joseph menilai sebaiknya investasi pemerintah terhadap bandara lebih baik fokus pada bandara-bandara tertentu. Misalnya dirinya menilai cukup lima saja bandara internasional di Indonesia yakni Soekarno Hatta, Kualanamu, Denpasar, Surabaya, dan Makassar.

Pemerintah juga diminta untuk bisa mendorong pariwisata lewat kebijakannya pada industri penerbangan. Misalnya meminta bandara agar memberikan insentif bagi maskapai berupa diskon parking charge.

Tujuannya, agar maskapai juga bisa menurunkan harga tiket sehingga pariwisata bisa menarik. Untuk hal ini, Joseph menyoroti destinasi wisata yang kini sedang digeber, Lombok.

Lombok memiliki potensi untuk pariwisata, karenanya diperlukan adanya insentif-insentif tersebut. Kemudian, ia menilai, lebih baik rute yang dibuka juga rute dalam negeri.

Terakhir, rute-rute tertentu menurut Joseph justru menurunkan potensi pariwisata. Misalnya rute Kualanamu - Singapura. Walaupun internasional, tetapi rute tersebut gagal membawa wisatawan asal Sngapura ke Kualanamu, Medan.

Justru lebih banyak masyarakat Indonesia yang terbang ke Singapura karena Singapura merupakan hub untuk rute lainnya. "Kalau mau buka Amsterdam - Medan, Tokyo - Denpasar, nah itu potensial bawa turis ke sini," tutupn Joseph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×