Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori merespon terkait kenaikan harga beras yang tidak kunjung melandai.
Menurutnya pemerintah perlu memiliki outlet pasti untuk penyaluran beras di hilir atau di pasar. Ia menjelaskan adanya ketidakpastian penyaluran beras pemerintah saat ini menyebabkan Bulog tidak dapat melakukan penyerapan beras secara maksimal.
Dampaknya, beras tidak memiliki cukup stok dan berdampak pada kenaikan harga yang tidak terbendung.
Baca Juga: Pemerintah Buka Opsi Impor Beras 500.000 Ton untuk Amankan Stok
"Kalau sekarang, semua outlet itu serba tidak pasti. Tergantung pada situasi. Operasi pasar misalnya, tergantung situasi pasar, bantuan bencana, kan tidak bisa dipastikan juga. Demikian pula bantuan dan kerja sama internasional," kata Khudori pada Kontan.co.id, Rabu (15/3).
Seperti diketahui, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dalam menstabilkan harga beras di pasar. Mulai operasi pasar baik dipasar modern hingga ritel.
Selain itu, pemerintah juga akan menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk kegiatan bansos hingga ada rencana digunakan untuk tunjangan beras Aparatur Negeri Sipil (ASN).
Namun menurut Khudori, beberapa hal tersebut belum cukup untuk menstabilkan harga. "Dari pengalaman 3-4 tahun terakhir hal itu belum berhasil menstabilkan harga," tambah Khudori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News